REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Tendangan jarak jauh Jackie Groenen cukup untuk mengantarkan Belanda menjadi wakil Eropa di final Piala Dunia Wanita 2019. Pemain berusia 24 tahun tersebut mencetak gol di menit ke-99 saat ia memanfaatkan bola yang memantul ke arahnya dengan melakukan tendangan mendatar ke kanan gawang Swedia.
Kemenangan atas Swedia 1-0 itu membuat Belanda menorehkan catatan bersejarah setelah untuk pertama kalinya bisa melaju sampai final Piala Dunia Wanita. Kedua tim sebelumnya tampil hingga extra time.
Belanda yang juga pertama kalinya lolos ke semifinal, memberikan perlawanan ketat terhadap Swedia. Swedia lebih mendominasi pertandingan di babak pertama, namun tak mampu menaklukkan stopper Belanda Sari van Veenendaal. Kapten Belanda itu menepis peluang berbahaya Swedia dengan terbang ke sudut gawang, serta melakukan penyelamatan dengan kakinya saat Lina Hurting melakukan tendangan jarak dekat.
Memasuki babak kedua, bek Swedia, Nilla Fischer, nyaris menjebol gawang Belanda setelah upayanya membentur tiang gawang. Belanda juga memiliki peluang emas, setelah sundulan Miedema ditepis kiper Hedvig Lindahl dan membentur tiang gawang. Namun gol Jackie Groenen menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan untuk Belanda.
Meskipun baru tampil di Piala Dunia untuk kedua kalinya, Belanda sudah mampu membuat kejutan dengan lolos ke final dan berhadapan dengan juara dunia tiga kali Amerika Serikat (AS). Pelatih Belanda Sarina Wiegman mengungkapkan, potensi Belanda untuk berada di puncak kesuksesan sepak bola sudah lama terlihat.
Wiegman mengaku, sejak 2007, saat Liga Belanda dimulai dan pemain mendapatkan fasilitas yang lebih baik, para pemain sudah dapat berlatih lebih banyak. Sejak saat itu, lanjut dia, para pemain berkembang sangat pesat.
Lalu saat tampil di turnamen besar seperti Piala Eropa dan Piala Dunia, pemainnya kemudian terus mengalami perkembangan, dan ditawari bermain di klub-klub top Eropa. ''Tentu saja kami senang berada di final. Itu adalah (hasil) pengembangan yang menyeluruh di Belanda, dan juga individu yang membuat langkah besar. Mereka sangat berpengalaman sekarang dan mereka percaya dapat bertandingan dengan baik,'' ucap Wiegman, dikutip dari laman resmi FIFA, Kamis (4/7).
Setelah tumbang di semifinal, pelatih Swedia Peter Gerhardsson pun mengalihkan target. Ia menyadari bahwa timnya tidak punya banyak waktu untuk persiapan. Sehingga harus mengambil langkah mundur dan mengevaluasi kinerja para pemainnya dan bangkit dengan sebuah rencana.
''Sekarang yang terpenting medali. Berakhir di peringkat tiga tentu saja ada perasaan yang lebih baik dibanding berakhir di posisi keempat. Berat memang, tapi itu bagus untuk mendapatkan pertandingan selanjutnya,'' ujar Gerhardsson.