REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup musik RAN mencoba menerapkan pola kerja yang ramah lingkungan. Langkah yang diambil dengan mencoba mengurangi penggunaan botol minum sekali pakai dalam keseharian termasuk ketika manggung.
Rayi Putra Rahardjo, Astono Handoko, dan Anindyo Baskoro memilih untuk memasukkan peraturan pelarangan minuman berbotol plastik sekali pakai dalam setiap penampilan. Cara itu diakui bisa mengurangi 100 botol dalam sekali penampilan karena minum merupakan kegiatan yang berlangsung sebelum, ketika, dan setelah manggung.
"Ternyata dalam sekali manggung dengan tim 16 orang dan ada rider buat sediakan makanan dan minum," ujar Rayi.
Untuk memberikan perubahan kecil, tim RAN meminta penyelenggara acara menyediakan dispenser ketimbang botol minuman plastik. Dengan begitu, mereka bisa mengurangi jumlah botol plastik sekali pakai yang menjadi sampah.
Sebanyak 16 tim, termasuk anggota RAN, memilih membawa botol minum sendiri untuk diisi melalui dispenser yang sudah disediakan. Kebiasaan ini sudah dibicarakan sejak 2018 lalu dan akhirnya bisa diterapkan sejak awal tahun ini.
"Ke mana-mana kita minta sediakan dispenser. Jadi pas sampai ada anak kru yang isi 16 tumbler dulu, jadi per manggung bisa mengurangi kan," ujar Rayi.
Rayi menceritakan dengan permintaan yang sederhana itu, RAN bisa memberi sumbangan untuk menjaga lingkungan. RAN biasa manggung sebanyak tiga kali per pekan. Artinya sebanyak 300 botol per pekan bisa dihilangkan dari tumpukan sampah plastik.
Kebiasaan baik ini pun Rayi sadari perlu dibagikan ke banyak orang lain, termasuk ke sesama musisi Indonesia. Ketika RAN bisa mengurangi produksi sampah plastik, maka akan lebih banyak sampah terkurangi ketika musisi lain pun menerapkan hal yang sama.
"Kami selalu coba untuk ajak band lain untuk melakukan ini dan ini kan relatif mudah juga," kata Rayi.