REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Penyanyi asal Inggris, Joss Stone dideportasi dari Iran. Dia tiba di Iran sebagai bagian dari tur konsernya di seluruh dunia. Dalam sebuah unggahan video di Instagram, Stone tampak mengenakan jilbab putih dan menjelaskan tentang deportasinya.
"Ya, kami sampai di Iran, kami ditahan dan kemudian kami dideportasi," ujar Stone, Kamis (4/7)
Stone menjelaskan bahwa otoritas Iran telah menempatkannya ke dalam daftar hitam. Otoritas Iran percaya, Stone kemungkinan akan mencoba melakukan pertunjukan lagi di Iran. Stone menggambarkan pihak berwenang yang menemuinya di Pulau Kish, Iran sebagai petugas profesional.
"Orang-orang ini adalah orang-orang baik yang benar-benar baik yang merasa sedih karena mereka tidak dapat mengesampingkan sistem," kata Stone.
Di bawah hukum Iran, perempuan tidak dapat melakukan konser tunggal atau solo meskipun perempuan yang bersangkutan mahir memainkan alat musik dan tergabung dalam band maupun orkestra. Stone sebelumnya mengunggah foto dirinya naik pesawat ke Pulau Kish Iran di Teluk Persia, yang merupakan zona bebas ekonomi.
Namun, Kish juga bisa menjadi tempat berbahaya bagi orang Barat. Mantan agen FBI, Robert Levinson menghilang di Pulau Kish pada Maret 2007. Iran membantah terlibat dalam menghilangkan Levinzon. Selain itu, keluarganya dan AS mengatakan pemerintah Iran telah menahannya.