Kamis 04 Jul 2019 21:34 WIB

100 Panda Asal Chengdu Jadi Duta di Sejumlah Negara

Panda asal Chengdu dikirim ke berbagai negara untuk aktivitas konservasi, penelitian.

Red: Reiny Dwinanda
Seekor Panda Raksasa atau Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca) memakan bambu di Pusat Penelitian dan Pengembangbiakan Panda Raksasa di Chengdu, China, Kamis (4/7/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Seekor Panda Raksasa atau Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca) memakan bambu di Pusat Penelitian dan Pengembangbiakan Panda Raksasa di Chengdu, China, Kamis (4/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, CHENGDU -- Sebanyak 100 panda yang merupakan satwa endemik Provinsi Chengdu, China, kini menjadi duta di sejumlah negara. Sepasang di antaranya ada di Indonesia untuk aktivitas konservasi maupun penelitian.

"Panda-panda itu kini ada di Indonesia, Spanyol, Jerman, Denmark, Jepang, dan negara lainnya," kata petugas pemandu di lembaga konservasi panda di Chengdu, Charlotte kepada para wartawan di Chengdu, Kamis.

Charlotte menjelaskan, jumlah panda keseluruhan di lembaga konservasi seluas sekitar 100 hektare yang didirikan tahun 1987 itu sebanyak 198 ekor. Tiga diantaranya baru lahir.

Charlotte mengungkapkan bahwa pengiriman panda ke luar negeri umumnya untuk kepentingan konservasi sehingga setiap pengiriman selalu berupa sepasang jantan dan betina. Panda yang memiliki masa hidup hingga 30 tahun itu tergolong tidak mudah berkembang biak karena itu langkah konservasi dan penelitian terus diupayakan.

"Kalau yang ke Jepang kami memang ada kerja sama penelitian. Untuk memudahkan pengawasan, setiap panda diberi nama dan nomor," katanya.

Charlotte juga menjelaskan bahwa taman konservasi itu menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Chengdu. Setiap hari rata-rata ada 20 ribu pengunjung, baik dari China maupun turis asing.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ رَجُلٌ مُّؤْمِنٌۖ مِّنْ اٰلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ اِيْمَانَهٗٓ اَتَقْتُلُوْنَ رَجُلًا اَنْ يَّقُوْلَ رَبِّيَ اللّٰهُ وَقَدْ جَاۤءَكُمْ بِالْبَيِّنٰتِ مِنْ رَّبِّكُمْ ۗوَاِنْ يَّكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهٗ ۚوَاِنْ يَّكُ صَادِقًا يُّصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِيْ يَعِدُكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ
Dan seseorang yang beriman di antara keluarga Fir‘aun yang menyembunyikan imannya berkata, “Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, “Tuhanku adalah Allah,” padahal sungguh, dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Dan jika dia seorang pendusta maka dialah yang akan menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika dia seorang yang benar, nis-caya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta.

(QS. Gafir ayat 28)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement