REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) mencatatkan pertumbuhan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Per Mei 2019, Perseroan telah menyalurkan KUR senilai Rp 9,15 triliun. Per April 2019, jumlah KUR yang disalurkan hanya sebesar Rp 7,07 triliun.
"Angka tersebut telah mencapai 36,62 persen dari target yang diberikan oleh pemerintah pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp 25 triliun," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas kepada Republika.co.id, Kamis (4/7).
Sesuai dengan arahan pemerintah, Bank Mandiri fokus menyalurkan KUR pada sektor produksi, seperti pertanian, perikanan, industri pengolahan, jasa produksi, pertambangan dan pariwisata. Saat ini, jumlah debitur Bank Mandiri yang sudah disalurkan KUR terhitung sejak awal tahun hingga akhir Mei sudah mencapai 120.659 debitur. Khusus untuk sektor produksi sendiri Bank Mandiri sudah menyalurkan KUR kepada 60.732 debitur.
Menurut Rohan, tantangan penyaluran tahun ini lebih kepada kewajiban proporsi minimal penyaluran KUR di sektor produksi. Bank Mandiri wajib menyalurkan KUR ke sektor produksi sebanyak 60 persen dari total penyaluran KUR pada 2019.
Salah satu strategi yang sudah dilakukan oleh Bank Mandiri untuk menghadapi tantangan dan kesulitan tersebut adalah dengan strategi penyaluran KUR pola aliansi. Ini merupakan kerjasama rantai nilai penyaluran KUR dengan debitur segmen corporate dan commercial Bank Mandiri atau dengan perusahaan-perusahaan lain yang berpotensi untuk dijadikan off-taker.
Bank Mandiri juga memberikan skema insentif tertentu bagi tenaga pemasaran yang menyalurkan KUR dengan tujuan dapat mendorong produktivitas penyaluran KUR Bank Mandiri di tahun ini.