REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sejumlah wilayah di Jawa Timur berpotensi terjadi kekeringan ekstrem, menyusul minimnya curah hujan di wilayah tersebut. Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto di Sidoarjo, Kamis (4/7), mengatakan, wilayah itu di antaranya adalah Kabupaten Bangkalan, Banyuwangi, Blitar, Jember, Jombang, Kediri, dan Lumajang.
"Selain itu, juga berpotensi terjadi di Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pasuruan, Probolinggo, Sampang, Situbondo, Tulungagung," ujarnya.
Dia mengemukakan, prediksi itu berdasarkan monitoring hari tanpa hujan selama 31 sampai dengan 60 hari. "Distribusi Curah Hujan Dasarian III Juni 2019 di Provinsi Jawa Timur masuk dalam kriteria rendah antara 0-10 mm," katanya.
Secara umum, kata dia, Jawa Timur sudah memasuki musim kemarau, sehingga masyarakat diimbau untuk lebih mewaspadai terjadinya potensi kekeringan ekstrem ini. "Masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap kekeringan yang bisa berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, pengurangan ketersediaan air tanah (kelangkaan air bersih), peningkatan potensi kemudahan terjadinya kebakaran," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya seperti BPBD untuk memantau dan memberikan informasi dini kepada masyarakat supaya bisa lebih berhati-hati menghadapi perubahan musim.
"Kami juga berkoordinasi dengan pihak Bandara Internasional Juanda Surabaya untuk memberikan informasi terbaru sebelum pesawat tersebut terbang menuju tempat tujuan," katanya.