Jumat 05 Jul 2019 13:39 WIB

Sri Mulyani Singgung Pajak Perusahaan di Hari Kemerdekaan AS

Indonesia terbuka dengan setiap aktivitas ekonomi, termasuk dari sektor digital.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolanda
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Foto: Antara/Galih Pradipta
Menteri Keuangan Sri Mulyani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati menyinggung tentang pajak perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) dalam acara peringatan hari Kemerdekaan AS. Sri Mulyani mengatakan pemerintah Indonesia pastikan semua pihak akan berkompetisi berdasarkan peraturan yang adil. 

"Karena Anda mengundang Menteri Keuangan ke sini, saya tidak akan lupa untuk membicarakan pekerjaan saya, yakni mengumpulkan pajak, jadi saya akan mengapresiasi pemerintah AS membantu kami untuk mengingatkan perusahaan teknologi tentang kewajiban mereka membayar pajak di Indonesia," kata Sri Mulyani, dalam peringatan hari Kemerdekaan AS di Jakarta, Kamis (4/7). 

Dalam kesempatan tersebut Sri Mulyani juga mengatakan AS telah menjadi rekan strategis Indonesia yang paling kuat. Pada awal pembangunan Indonesia hubungan AS-Indonesia lebih pada sebagai pendonor dan penerima. Kini kedua negara menjadi mitra strategis di banyak sektor.

Sri Mulyani menambahkan perdagangan antar-kedua negara terus tumbuh dengan stabil. Pada tahun 2018 perdagangan AS-Indonesia mencapai 28,6 miliar dolar AS. Pemerintah Indonesia juga sudah menargetkan pada tahun 2023 nilai tersebut naik dua kali lipat menjadi 50 miliar dolar AS. 

"Jadi saya yakin hal ini menguntungkan bagi kedua negara," katanya.  

Sri Mulyani mengatakan Indonesia banyak berinvestasi dalam membangun ekonomi digital. Ia menambahkan pemerintah Indonesia memahami pentingnya revolusi industri 4.0 yang akan memberikan dampak positif pada perekonomian negara. 

Ia yakin ekonomi digital dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi demi menyejahterakan rakyat Indonesia. Menurutnya pembangunan ekonomi digital juga akan memberikan manfaat bagi kedua negara. 

"Perkembangan teknologi membuat rakyat kami yang berbicara dengan bahasa berbeda dapat mempererat hubungan dan semakin saling memahami, terimakasih kepada teknologi digital, kami yang tinggal di sisi dunia yang berbeda tapi dapat terhubungan dengan satu klik saja," kata Sri Mulyani. 

Sri Mulyani juga memuji pesatnya perkembangan teknologi AS yang kini menjadi pusat, jantung dan patokan teknologi dunia. Ia mengatakan AS menemukan telepon pada tahun 1876 dan merevolusi industri telepon pintar 125 tahun kemudian. AS juga menciptakan komputer pertama dan perusahaan-perusahaan teknologi mereka mendominasi pasar dalam beberapa dekade terakhir. 

AS, lanjut Sri Mulyani, menjadi rumah bagi pemimpin-pemimpin industri digital seperti Google, Facebook dan Twitter. Ia mengatakan Indonesia selalu menghargai dan terbuka pada setiap aktivitas ekonomi di Indonesia. Termasuk dari sektor digital dan berusaha untuk memberikan lingkungan investasi terbaik. 

"Pemerintah Indonesia sadar dampak dari ekonomi digital sesuatu yang positif bagi banyak orang tapi juga ada kelemahannya, pemerintah membuat kerangka peraturan  komperhensif demi memastikan agar konsumen dapat terlindungi dari dampak merusak dunia digital," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement