REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS – Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido siap menjalin dialog dengan pihak pemerintah guna menemukan solusi atas krisis yang melanda negara tersebut. Dia pun mengaku siap bekerja sama dengan Rusia selaku sekutu Presiden Nicolas Maduro.
“Jika kita dapat menggunakannya (platform negosiasi) sebagai sarana untuk mengurangi ketegangan, tidak diragukan lagi kita akan menggunakannya,” kata Guaido dalam wawancara dengan stasiun televisi France 24, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Jumat (5/7).
Terkait hal itu, dia mencatat tentang peran mediator, yakni Norwegia, yang telah berusaha mengadakan pertemuan antara pihak oposisi dan pemerintah pada Mei lalu. Namun, Guaido tak menyangkal bahwa hingga kini pembicaraan masih menemui jalan buntu.
Guadio pun menanggapi pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyebut bahwa masa depan Venezuela harus diputuskan melalui pemilu. Dia mengaku sangat memperhatikan apa yang dikatakan para pemimpin Rusia dan Prancis. “Tentu saja kami siap bekerja sama dengan presiden Rusia dan semua presiden lain dalam masalah ini,” ucap Guaido.
Dia menegaskan keinginannya untuk menyelenggarakan pemilu yang bebas dan demokratis di Venezuela. “Kami akan berpartisipasi dalam pemilu ini, yang akan dihadiri oleh pengamat internasional,” ujarnya.
Nicolas Maduro diketahui berkomitmen melakukan pembicaraan dengan pihak oposisi guna menyelesaikan krisis politik di negaranya. Dalam sebuah pidato yang disiarkan stasiun televisi pemerintah pada Selasa lalu, Maduro menyinggung tentang pembicaraan yang telah digelar Oslo, Norwegia, pada Mei. Meskipun tak mencapai kesepakatan apa pun dengan oposisi, tapi dia masih memiliki tekad untuk melakukan negosiasi.
Menurutnya, pembicaraan di Oslo bertujuan menciptakan meja permanen untuk dialog serta solusi. “Proses itu berjalan dengan baik. Akan ada kabar baik di pekan-pekan mendatang tentang seberapa baik proses kontak, negosiasi, dan pra-kesepakatan berjalan,” kata Maduro.
Pada Mei lalu, Maduro dan Guaido mengirim delegasi untuk menghadiri pembicaraan Oslo. Beberapa detail telah dirilis tentang perundingan, salah satunya meminta konstitusi Venezuela mengecam penyelenggaraan pemilu pada Mei 2018 yang dimenangkan Maduro. Oposisi mengklaim pemilu tersebut tidak sah.