REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat penyaluran KUR ke sektor produksi hingga Mei 2019 sebesar 43,7 persen atau cenderung naik bila dibandingkan dengan akhir Desember 2018 yang sebesar 42,5 persen. Sekretaris Perusahaan BRI Bambang Tri Baroto menyampaikan mayoritas Sektor Produksi atau 64,2 persen diberikan kepada Sektor Pertanian dan Perikanan.
"Nilainya mencapai Rp 12,5 triliun pada Mei 2019," kata dia pada Republika.co.id, Jumat (5/7). Sisanya diberikan kepada Industri Pengolahan (12,8 persen) dan Jasa-Jasa (18,2 persen).
Menurutnya, BRI memiliki program untuk terus meningkatkan sektor produksinya. Salah satu strategi adalah menggarap di Sektor Pertanian dan Perikanan dengan mengoptimalkan program pemerintah yang terkait bantuan ke sektor produksi seperti Kartu Tani, Kehutanan Sosial.
Selain itu, BRI melakukan pendampingan untuk peningkatan kapasitas produksi kepada pelaku di sektor pertanian dan perikanan. Sehingga debitur dapat berorientasi ekspor sesuai dengan tahap pelatihan yang diberikan BRI yaitu go digital, go online, go modern melalui Indonesia Mall dan BRIcunbator.
Sebelumnya dilaporkan, penyaluran KUR tahun 2019, sampai dengan 31 Mei 2019 sudah mencapai Rp 65,5 triliun, atau sekitar 47 persen dari target tahun 2019 sebesar Rp 140 triliun. Penyaluran tersebut masih didominasi untuk skema KUR Mikro (65,1 persen) diikuti dengan skema KUR Kecil (34.58 persen) dan KUR TKI (0.35 persen).
Dari sektor ekonomi, porsi penyaluran KUR sektor produksi sampai dengan 31 Mei 2019 yaitu 42,9 persen dari target sebesar 60 persen. Termasuk di dalamnya adalah pertanian, perikanan, industri, konstruksi, pariwisata dan jasa-jasa. Sisanya, KUR disalurkan ke sektor perdagangan.