Sabtu 06 Jul 2019 23:35 WIB

Peneliti INDEF Beri Saran Soal Pemilihan Menteri

Disayangkan, masih adanya ego sektoral antar lembaga dan kementerian.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menyoroti rencana pemilihan Menteri yang bakal dilakukan Presiden terpilih 2019 Joko Widodo. Enny menyarankan Jokowi perlu mempertimbangkan rekam jajak dan kemampuan koordinasi sang calon Menteri agar mampu menghasilkan kinerja maksimal.

Enny mengatakan salah satu permasalahan pemerintah ialah kurangnya koordinasi antar lembaga dan kementerian negara. Sehingga kebijakan yang dijalankan antar lembaga dan kementerian ternyata tidak sinkron. 

Baca Juga

Ia menyayangkan masih adanya ego sektoral antar lembaga dan kementerian negara. Alhasil, masing-masing lembaga dan kementerian ingin dianggap yang paling berhasil.

"Harus mampu koordinasi, enggak jalan sendiri-sendiri antar kementerian," ujarnya, Sabtu (6/7).

Selain itu, Enny meminta Presiden Jokowi mengutamakan rekam jejak sang calon Menteri sebelum dipilih. Salah satu cara mengetahui rekam jejak calon menteri ialah dengan mempublikasikan namanya di media. Dengan begitu masyarakat bisa memberi masukan sekaligus memudahkan kerja Jokowi mencari Menteri.

"Memilih orang kompeten dari track recordnya. Sehingga memastikan begitu dilantik apa yang perlu dilakukan secara tepat," ucapnya.

Di sisi lain, Enny mengingatkan Jokowi perlu mempertimbangkan nomenklatur yang ada saat ini. Selama ini, ia menganggap munculnya ketidakefektifan pemerintah karena penempatan kementerian yang tidak sesuai kebutuhan.

“Misal Kemenpora, pemuda dan olahraga itu enggak ada hubungannya. Olahraga itu esensinya dengan pariwisata. Lalu pemuda dengan Kementerian dalam negeri biar kader pemimpin ke depan disiapkan lebih powerfull. Jangan juga sekarang mentang-mentang ekspor turun terus muncul menteri ekspor, tidak begitu,” tuturnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement