Ahad 07 Jul 2019 13:51 WIB

Pernyataan Sutopo Selalu Dinanti untuk Tenangkan Masyarakat

Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia Ahad dini hari saat menjalani pengobatan kanker.

Rep: Febrian Fachri, Arif Satrio Nugroho, Mimi Kartika/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memberikan keterangan pers terkait update tanggap bencana Sulawesi Tengah, di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (4/10).
Foto: Antara/Galih Pradipta
[ilustrasi] Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memberikan keterangan pers terkait update tanggap bencana Sulawesi Tengah, di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Nasrul Abit menyebut bangsa Indonesia termasuk Sumbar sangat kehilangan dengan meninggalnya  Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Menurut Nasrul, selama ini setiap kali ada bencana alam, masyarakat selalu menunggu informasi dari Sutopo karena masyarakat percaya informasi dari Sutopo akurat dan menenangkan.

"Setiap kali terjadi bencana, masyarakat kan butuh informasi yang akurat. Misal kalau ada gempa, apakah berpotensi tsunami atau tidak. Biasanya kita menunggu Pak Sutopo muncul. Jadi Pak Sutopo ini sering menenangkan situasi masyarakat yang sedang galau akan kedatangan bencana," kata Nasrul kepada Republika, Ahad (7/7).

Baca Juga

Nasrul mengenal Sutopo sebagai figur yang gigih, profesional dan punya dedikasi tinggi. Bahkan ketika dalam keadaan sakit, kata Nasrul Sutopo tetap berupaya memberikan informasi kebencanaan kepada masyarakat.

Selain bagi masyarakat, informasi dari Sutopo menurut Nasrul juga dinantikan oleh pihak pemberi bantuan kepada korban bencana. Karena, melalui Sutopo juga, tersalur informasi akurat tentang data korban sampai data kerusakan dan kerugian.

"Pemberi bantuan juga memerlukan informasi akurat. Berapa korban, berapa kerugian, ya dari beliau (Sutopo) ini informasi sebagai acuan," ujar Nasrul.

Mantan Bupati Pesisir Selatan itu berharap BNPB mendapatkan pengganti yang sepadan dengan sosok Sutopo karena Indonesia secara umum merupakan daerah rawan bencana. Sehingga, sangat diperlukan sosok yang cepat tanggap dan menenangkan seperti Sutopo. Nasrul mendoakan agar tokoh asal Boyolali Jawa Tengah itu mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan menerima ujian dengan penuh kesabaran.

Sutopo meninggal dunia pada Ahad (7/7) dini hari waktu Guangzhou. "Iya, mohon dimaafkan segala kesalahannya ya," kata istri Sutopo, Retno Utami sambil terisak ketika dihubungi Republika.co.id melalui sambungan telepon, Ahad (7/7) dini hari.

Informasi kepergian Sutopo juga dikabarkan dari Direktorat Pengurangan Risiko Bencana (PRB) BNPB melalui akun Twitter-nya @PRB_BNPB.

"Telah meninggal dunia bapak Sutopo, Minggu, 07 Juli 2019, sekitar pukul 02.00 waktu Guangzhlu/pukul 01.00 WIB. Mohon doanya untuk beliau," cicit akun tersebut.

Sebelum meninggal dunia, Sutopo Purwo Nugroho pamitan kepada masyarakat untuk berobat ke Guangzhou, China. Diketahui Sutopo tengah mengidap kanker paru-paru stadium 4.

Melalui akun Instagram-nya, Ia mengatakan akan berobat selama sebulan sehingga tidak dapat menyampaikan informasi bencana alam seperti biasanya.

"Saya di Guangzho selama 1 bulan. Maaf jika tidak bisa menyampaikan info bencana dengan cepat. Mohon maaf ya," tulis Sutopo, Sabtu 15 Juni 2019.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement