Ahad 07 Jul 2019 16:15 WIB

Pengelolaan Pariwisata Ombilin Sawahlunto Butuh Waktu

Penetapan Ombilin sebagai warisan dunia tidak langsung membuatnya dipadati turis.

Bekas tambang batu bara Ombilin Sumatera Barat ditutup dan dijadikan sebagai museum pendidikan tambang.
Foto: Republika/Subroto
Bekas tambang batu bara Ombilin Sumatera Barat ditutup dan dijadikan sebagai museum pendidikan tambang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tambang batubara Ombilin di Sawahlunto, Sumatra Baratm baru saja ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia. Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan pengelolaan sektor pariwisata di situs Ombilin membutuhkan waktu dan investasi jangka panjang.

"Pengelolaan seperti ini tentu tidak setahun dua tahun. Misalnya sekarang ditetapkan warisan dunia besok sudah ramai," kata dia, di Jakarta, Ahad (7/7).

Baca Juga

Pemerintah, kata dia, akan mulai fokus pada pengembangan narasi situsnya sebagai daya dukung pengembangan pariwisata. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengenalkan situs Ombilin Sawahlunto sebagai warisan dunia, salah satunya melalui dokumentasi film.

Sebagai contoh kata dia, pengenalan potensi pariwisata Provinsi Bangka Belitung yang populer dengan pembuatan film Laskar Pelangi beberapa tahun lalu. "Kalau mau bikin film tentang 1920-an di situ aman, tidak perlu ngumpet-ngumpetin kabel karena dia masih seperti adanya," ujarnya.

Langkah tersebut setidaknya bisa dilakukan pemerintah atau pihak terkait dalam memacu percepatan pengenalan pariwisata tambang batubara Ombilin Sawahlunto sebagai warisan dunia.

Selanjutnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Pariwisata agar situs Ombilin Sawahlunto menjadi salah satu prioritas pengembangan pariwisata nasional. "Kemendikbud sendiri konkretnya akan membuat riset, misalnya cerita tentang Samin Surosentiko yang gerakannya di Jawa Tengah dan dibuangnya ke sana," ujar dia.

Meskipun demikian, ia mengingatkan perlu kehati-hatian dalam aspek pengembangan pariwista di situs Ombilin Sawahlunto jika tidak ingin warisan dunia yang baru ditetapkan UNESCO tersebut dicabut. Apalagi, setelah ditetapkan, UNESCO akan memeriksa dan mengevaluasi secara terus menerus terhadap cara pemerintah mengelola situs Ombilin Sawahlunto tersebut.

"Jika kita tidak pintar atau banyak menyalahi ketentuan dalam mengelola maka bisa masuk dalam daftar bahaya. Kalau kita masih nekat juga dia bisa coret," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement