REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebanyak 45 ribu liter air bersih sudah disalurkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya selama siaga darurat bencana kekeringan di Kota Tasikmalaya. Air bersih itu disalurkan ke empat kecamatan, yaitu Kecamatan Cipedes, Kawalu, Tamansari, dan Purbaratu.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengatakan, sebanyak 10 ribu liter dibagikan untuk 62 kepala keluarga (KK) di Kelurahan Nagasari, Kecamatan Cipedes, dan 5.000 liter 110 kk di dua titik Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Purbaratu. Selain itu, 5.000 liter air juga dibagikan untuk 145 KK di tiga titik Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, dan 25 ribu liter dibagikan untuk 556 KK di Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu.
"Pendistribusian air bersih itu didasari oleh permintaan warga," kata dia saat dihubungi Republika, Ahad (7/7).
Ucu mengakui, distribusi air memang dilakukan sesuai dengan permintaan yang masuk secara administratif. Artinya, penyaluran baru bisa dilakukan jika ada permintaan berjenjang dari kelurahan ke kecamatan dan melapor ke BPBD.
Namun, lanjut dia, jika warga benar-benar merasa perlu bantuan air bersih secepatnya, mereka bisa melapor langsung ke BPBD untuk pendistribusian air bersih. "Jadi nanti urusan administrasinya kita lakukan belakangan," kata dia.
Menurut dia, dalam pendistribusian BPBD tak banyak mengalami kendala berarti. Hanya saja, warga yang menjadi sasaran pendistribusian air bersih kadang kurang siap menerima bantuan.
Ia menjelaskan, seharusnya warga menyiapkan wadah besar untuk menampung air bersih dari tangki milik BPBD. Dengan begitu, pendistribusian air bisa dilakukan dengan cepat tangki bisa mencapai titik lainnya yang memerlukan air.
"Selama ini, warga hanya bawa ember atau jerigen. Jadinya pendistribusiannya agak lama," kata dia.
Ucu mengingatkan, warga harus bisa mengelola kebutuhan air bersihnya sendiri. Pasalnya, musim kemarau tahun ini diperkirakan baru akan berakhir pada Oktober.
Berdasarkan data BPBD, setidaknya ada 1.027 titik potensi kekeringan yang tersebar di 50 kelurahan, sembilan kecamatan, Kota Tasikmalaya. Sekitar 56.499 KK atau 189.660 jiwa berpotensi terdampak kekeringan pada musim kemarau 2019.