REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses Islamisasi di kawasan Asia Tenggara tidak terlepas dari peran kesultanan. Proses Islamisasi itu bermula ketika raja setempat masuk Islam, kemudian diikuti dominasi peranan kerajaan di tengah komunitas Muslim. Kerajaan tidak hanya berfungsi sebagai institusi politik, tetapi juga pembentukan institusi Muslim yang lain, seperti pendidikan dan peradilan.
Kesultanan juga menjadi patron bagi perkembangan intelektualitas dan kebudayaan Islam. Berdasarkan bukti arkeologis, Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Melayu-Nusantara.
Kemudian, muncul Kesultanan Malaka, Aceh, Palembang, Riau, Tumasik, Perlak, Johor, Demak, Cirebon, Banten, Goa Tallo, Ternate Tidore, Banjar, dan Bima. Terdapat pula Kesultanan Sulu, Lanao, dan Maguindanao di Filipina, serta Kesultanan Brunei di Brunei Darussalam. Berikut ini jejak kerajaan Islam yang pernah berjaya di Asia Tenggara:
Kesultanan Samudra Pasai
Samudra Pasai merupakan kesultanan Islam pertama di Indonesia yang terletak di Aceh Utara. Kesultanan ini didirikan pada 1267 M oleh Nizamudin al-Kamil, seorang laksamana angkatan laut dari Mesir sewaktu Dinasti Fatimiyah berkuasa.
Adapun, yang menjadi pintu gerbang masuknya Islam ke wilayah itu adalah Malaka. Malaka menjadi lalu lintas antara Asia Timur dan Asia Barat. Kehadiran Islam di Pasai mendapat tanggapan positif dari masyarakatnya. Di Pasai, Islam tidak hanya diterima oleh lapisan masyarakat pedesaan atau pedalaman, tetapi juga disambut baik oleh masyarakat perkotaan ketika itu.
Kesultanan Malaka
Jika dilihat dari historisnya, antara Kesultanan Pasai dan Malaka masih satu keturunan karena putri Sultan Pasai menikah dengan Sultan Malaka. Kesultanan Malaka merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara yang terletak di Semenanjung Malaka. Kesultanan ini berdiri pada abad ke-15 M.
Pendiri Kesultanan Malaka adalah Pramesywara, seorang pengeran dari Sriwijaya, antara 1380-1403, putra Raja Sam Agi. Kesultanan Malaka mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah (1445-1459). Di bawah Sultan Muzaffar, Malaka melakukan ekspansi kekuasaan di Semenanjung Malaya dan pantai timur Sumatra (Kampar dan Indragiri).
Kesultanan Islam Pattani
Kehadiran Islam di Pattani dimulai oleh kedatangan Syekh Said, mubaligh dari Pasai yang berhasil menyembuhkan Raja Pattani, Phaya Tu Nakp (1486-1530) yang sedang sakit parah. Setelah itu, Pyah Tu Nakp yang beragama Buddha kemudian masuk Islam dan bergelar Sultan Ismail Syah. Kesultanan ini mengalami kemajuan pesat setelah menjalani hubungan perdagangan dengan Kesultanan Malaka.
Pettani mencapai zaman keemasannya ketika diperintahkan oleh empat orang Ratu, yaitu Ratu Hijau (1584-1616 M), Ratu Biru (1616-1624 M), Ratu Ungu (1625-1635 M), dan Ratu Kuning (1635-1651 M). Kekuasaannya meluas hingga Kelantan dan Trengganu sehingga terkenal dengan sebutan Negeri Pattani Besar.