REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kekeringan yang melanda areal pertanian di berbagai daerah di Kabupaten Indramayu, memaksa petani harus memutar otak untuk menyelamatkan tanaman padi milik mereka. Untuk lahan yang lokasinya dekat dengan saluran irigasi ataupun saluran pembuang, maka penyedotan air dengan menggunakan mesin pompa menjadi satu-satunya jalan.
Namun, untuk menyedot air, dibutuhkan bahan bakar minyak (BBM) yang tidak sedikit guna menghidupkan mesin pompa. Hal itu dipastikan membuat petani harus merogoh kocek lebih dalam.
Menghadapi situasi sulit tersebut, seorang petani di Desa Kendayakan, Kecamatan Terisi, Wardani, berinovasi menjadikan gas elpiji tiga kilogram sebagai bahan bakar mesin pompanya. Dengan cara itu, bisa bisa menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk mengairi areal persawahannya.
Dengan kreativitasnya, Wardani memodifikasi mesin diesel penyedot air yang semestinya berbahan bakar premium menjadi berbahan bakar gas elpiji. Untuk modifikasi mesin itu, biaya yang harus dikeluarkannya sangat murah, yakni Rp 55 ribu.