REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia mejadi host AYIC (Asean Youth Interfaith Camp) 2019 dalam rangka membangun toleransi dan harmoni di kalangan pemuda ASEAN. Kegiatan ini diikuti oleh delegasi pemuda antaragama dari seluruh negara ASEAN dan dilaksanakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 8-12 Juli 2019.
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Asrorun Ni'am Sholeh yang menjadi penanggung jawab program ini menyatakan, Indonesia sebagai negara mayoritas muslim perlu menjadi penggerak dalam mewujudkan harmoni, toleransi, dan moderasi atas dasar nilai-nilai persaudaraan.
“Melalui kegiatan ini, Indonesia ingin menunjukkan komitmen peran dalam menciptakan harmoni antar peradaban, khususnya bagi masyarakat di Kawasan Asia Tenggara sekaligus sebagai bentuk implementasi ASEAN Declaration on Culture of Prevention for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy and Harmonious Society (COP), terutama terkait promosi budaya damai, respek, dan moderasi" kata Niam dalam rilisnya, Ahad (7/7).
Indonesia, ujar Niam, merupakan negeri yang multikultural, akan tetapi memiliki tradisi kuat untuk hidup rukun dan damai di tengah perbedaan masyarakat. Menurutnya, Indonesia berhasil menjadikan perbedaan sebagai kekuatan.
"Lombok sebagai salah satu laboratorium toleransi yang akan dijadikan tempat camp ini," kata ia sambil memberi penjelasan mengapa Lombok dipilih menjadi tuan rumah.
“Indonesia ialah negara dengan ummat Islam terbesar dunia yang moderat, menjadi persemaian budaya, suku dan agama, yang hidup rukun berdampingan dalam nuansa toleransi keberagaman. Ini perlu diarusutamakan terkhusus di kalangan kaum muda agar muncul kesepahaman," ujar akademisi Pascasarjana UIN Jakarta ini.
"Kegiatan ini sebagai momentum interaksi antar budaya, agama dan negara. Untuk itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin bagi pemuda Indonesia yang terdiri dari utusan dari berbagai Provinsi yang didalamnya juga banyak suku dan kebudayaan.
“Ini bisa menjadi kesempatan saling belajar perbedaan, menguatkan kesamaan kemanusiaan, dan mensinergikan berbagai potensi yang beragam antar Pemuda ASEAN” tutur Niam yang juga menjabat sebagai Chair of ASEAN SOMY (Senior Official Meeting of Youth).
Di samping delegasi Pemuda ASEAN, kegiatan ini juga akan diikuti 100 pemuda lintasagama dari berbagai Provinsi di Indonesia. Kepesertaannya direkrut secara terbuka, diambil dengan seleksi dari para pendaftar. Calon peserta diminta mendaftar dan menuliskan makalah yang bertemakan toleransi dan harmoni dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, dan berbangsa.
Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi diagendakan akan membuka kegiatan ini pada Senin (8/7) di Jakarta. Kementerian Koordinator PMK, Kementerian Luar Negeri, dan ASEAN Secretary juga dijadwalkan akan memberi sambutan.
Kegiatan AYIC 2019 ini akan dilaksanakan di Jakarta dan Lombok, mulai tanggal 7-11 Juli 2019 dengan berbagai kegiatan di antaranya, seminar, dialog, curah pendapat dan pengalaman, kunjungan tempat ibadah, kunjungan dan interaksi di pusat pengembangan keagamaan dan juga mengunjungi beberapa tempat wisata religi.
Dr. Mustadin, M.Si selaku Kabag Humas, Hukum dan SIstem Informasi Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI juga menyampaikan kepada media bahwa, Kegiatan AYIC 2019 diikuti oleh Negara-negara anggota ASEAN antara lain, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam dan Indonesia.
“Pada 7 Juli 2019 para peserta dari berbagai Negara dan daerah di Indonesia akan sampai di Jakarta untuk mengikuti beberapa rangkain kegiatan. Tanggal 8 Juli setelah mengikuti penyambutan di Kantor Kemenpora, para Peserta akan berkunjung ke Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta. Selanjutnya pada tanggal 9-11 Juli 2019, peserta akan berada di Lombok untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang sudah dirancang oleh panitia dari kementerian Pemuda dan Olah Raga yang dibantu Dinas Pemuda dan Olah Raga Provinsi NTB” tutup Mustadin.