REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan hasil perhitungan Formula Indonesian Crude Price (ICP), rata-rata ICP minyak mentah Indonesia pada Juni 2019 mencapai 61,00 dolar AS per barel. Angka ini turun sebesar 7,07 dolar per barel dari 68,07 dolar per barel.
Penurunan refinery margin di kawasan Asia Pasifik disinyalir turut mempengaruhi pergerakan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) bulan Juni 2019. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan pergolakan harga minyak mentah di kawasan asia juga salah satu faktor penting penentuan ICP.
"Refenery margin minyak di Kawasan Asia menjadi pertimbangan penting oleh Tim Harga Minyak Indonesia dalam menentukan nilai ICP bulan Juni ini," kata Agung.
Agung menambahkan, penurunan ICP Juni juga dipengaruhi oleh lambatnya pertumbuhan permintaan minyak mentah tahunan di pasar global pada 2019. Permintaan turun sebesar 0,07 juta barel per hari menjadi 1,14 juta barel per hari dibandingkan dengan perkiraan pada publikasi OPEC MOMR bulan sebelumnya.
"Kekhawatiran pasar atas perang dagang Amerika Serikat - China masih berlanjut. Kondisi ini yang punya dampak terhadap gejolak pertumbuhan ekonomi global," ucap Agung.
Mengacu pada publikasi Rystad bulan Juni 2019, terdapat peningkatan proyeksi produksi minyak mentah Amerika Serikat pada akhir Desember 2019. Produksi meningkat sebesar 200.000 barel per hari menjadi 13,4 juta barel per hari.
Tingkat stok gasoline AS selama bulan Juni 2019 cenderung mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan Mei 2019. Untuk stok minyak mentah AS selama bulan Juni 2019 cenderung mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan Mei 2018, meskipun sedikit menurun di akhir bulan Juni 2019.
Meningkatnya krisis politik di Venezuela dan sabotase atas fasilitas minyak di Libya juga berdampak pada semakin berkurangnya pasokan minyak mentah di pasar global.