Senin 08 Jul 2019 08:44 WIB

Pacu Ekspor, Pelabuhan Tanjung Priok Beroperasi 24 Jam

Saat ini waktu produktif pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok baru 5 hari sepekan

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. ilustrasi
Foto: ANTARA FOTO
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya meningkatkan jumlah ekspor melalui pelabuhan Tanjung Priok, waktu operasional pelayanan pelabuhan akan dilaksanakan setiap hari. Nantinya Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Bea Cukai, Imigrasi, Operator Pelabuhan, Bank dan stakeholder terkait akan melakukan pelayanan optimal secara terus-menerus selama 24 jam 7 hari seminggu.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya telah menyisir upaya-upaya yang bisa meningkatkan ekspor. Setidaknya ada beberapa hal yang memang harus ditingkatkan, seperti meningkatkan waktu operasional pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok.

“Berkaitan dengan jumlah hari produktif pelayanan, sebelum ini 3 hari, sekarang sudah 4-5 hari, kita ingin 7 hari. Artinya 24/7 kita melayani. Agar orang-orang yang melayani di sini waktunya tersebar dan fasilitas tol, truk itu terbagi rata di 7 hari, sehingga produktivitas itu lebih baik,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Senin (8/7).

Budi mengilustrasikan dengan waktu pelayanan tiga hari, apabila ada eksportir yang ingin mengirim 14 kontainer barang, maka dalam satu hari harus ada lima truk kontainer yang berjalan dalam sehari, namun jika waktu pelayanan menjadi tujuh hari maka dalam satu hari hanya dibutuhkan dua truk kontainer saja. Imbasnya hal ini akan membuat jalanan dari dan menuju pelabuhan menjadi tidak terlalu padat, sehingga efek positifnya dapat mengurangi jumlah kemacetan.

“Jadi jalannya lengang, truknya produktif yang di pelabuhan juga enak mengaturnya. Dengan lengang itu maka kecenderungan untuk melakukan kegiatan ekspor khususnya itu bertambah. Pasti bertambah. Karena kemudahan itu equivalen dengan pertambahan jumlah. Kalau ini semua lancar maka otomatis yang ekspor juga menjadi lebih banyak,” jelasnya.

Menurutnya saat ini banyak kontainer setelah melakukan proses impor barang, truk-truk kontainer tersebut berjalan dalam keadaan tanpa muatan atau kosong. Karena itu hal ini akan dikoordinasikan lebih lanjut agar truk-truk tersebut tidak berjalan dalam keadaan kosong.

“Truk banyak yang berjalan kosong. Setelah impor, dia kosong, dia dibawa ke Cikarang ke sini (Tanjung Priok) kosong. Kita akan minta kepada cargo owner, atau shipping line untuk menyiapkan supaya jangan ada truk yang kosong. Jadi kita upayakan itu dalam keadaan terisi,” ungkapnya.

Budi juga menyoroti soal masalah sistem, diperlukan ada satu sistem yang mengatur keseluruhannya. Setidaknya yang akan ditingkatkan koordinasi INSW, Inaportnet dengan Bea Cukai, Pelindo, Syahbandar, OP bersama Ditjen Perhubungan Laut.

“Kita rapatkan minggu depan agar sistemnya itu menjadi satu. Di sini juga saya sengaja mengundang para banker BNI, BRI dan Mandiri untuk sabtu minggu juga masuk. Jadi sekarang sabtu minggu masih sepi, jadi nanti akan ramai. Agar mereka juga beroperasi,” ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement