REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Oposisi Venezuela akan bertemu dengan perwakilan pemerintah Presiden Nicolas Maduro di Barbados untuk pembicaraan yang dimediasi oleh Norwegia. Hal ini disampaikan pihak-pihak yang terlibat sebagai bagian dari upaya menyelesaikan krisis politik yang sedang berlangsung.
Pemimpin oposisi Juan Guaido mengatakan setiap pembicaraan harus mengarah pada solusi berkelanjutan untuk krisis, dan tidak dapat digunakan oleh Partai Sosialis untuk mengulur waktu. Guaido sendiri telah diakui sebagai pemimpin sah Venezuela oleh lebih dari 50 pemerintah.
"Rakyat Venezuela, sekutu kita, dan negara demokrasi mengakui perlunya proses pemilihan yang benar-benar bebas dan transparan yang akan memungkinkan kita untuk melampaui krisis dan membangun masa depan yang produktif," kata kantor Guaido dalam sebuah pernyataan,Ahad (7/7).
Pemerintah Norwegia dalam sebuah pernyataan mengatakan pembicaraan akan berlangsung pekan ini. Menteri Informasi Venezuela Jorge Rodriguez di Twitter mengunggah pernyataan oleh pemerintah Norwegia, namun kantornya tidak menjawab permintaan komentar.
Guaido pada Januari meminta konstitusi untuk menjadi presiden saingan, setelah mencabut pemilihan kembali Maduro pada 2018 sebagai sebuah penipuan. Dia tidak mengendalikan institusi negara, terutama karena militer negara terus mendukung Maduro.
Pada saat kebuntuan mulai terjadi pada Mei, sekutu Guaido dengan enggan setuju untuk mengadakan pembicaraan di Oslo. Banyak oposisi tidak percaya pada dialog, mengingat upaya sebelumnya berakhir tanpa persetujuan.
Sumber pada Juni menyatakan kepada Reuters perwakilan oposisi sedang mempersiapkan putaran pembicaraan lainnya. Maduro pada Jumat pekan lalu membela proses dialog yang didukung Norwegia. Sementara Guaido pada hari yang sama menyatakan tidak akan ada saat yang baik untuk menengahi pembicaraan dengan orang yang dia anggap sebagai penculik, pelanggar hak asasi manusia, dan kediktatoran.