REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pejabat Kementerian Pertahanan Australia menyatakan, mereka sedang melacak sebuah kapal milik China yang diduga melakukan pemantauan latihan militer antara Australia dan Amerika Serikat (AS). Kepala Operasi Gabungan, Greg Bilton mengatakan, kapal pengintai China diperkirakan menuju ke pantai timur laut Australia untuk mengintai militer secara langsung.
"Kami melacaknya. Kami belum tahu tujuannya, tetapi kami menduga akan turun ke pantai timur Queensland dan kami akan mengambil tindakan yang tepat, ” kata Bilton kepada wartawan di Brisbane, Senin (8/7).
Laporan tentang kapal pengintai China yang mendekati Australia mengikuti kedatangan tiga kapal di Sydney bulan lalu. Kedatangan kapal China tersebut bertepatan menjelang peringatan 30 tahun aksi demokrasi di Lapangan Tiananmen. Australia dan China bersaing memperebutkan pengaruh di Pasifik Selatan.
Di sisi lain, China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan yang kaya sumber daya dan menjadi jalur perdagangan dengan nilai lima triliun dolar AS per tahun. Negara lain seperti Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Taiwan juga mengklaim wilayah yang sama.
Sementara, hubungan antara AS dan China telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir, akibat perang dagang serta sikap tegas China di Pasifik. Hubungan kedua negara semakin tegang ketika Beijing melakukan pembangunan pulau buatan di Laut China Selatan yang disengketakan.
Angkatan laut China tumbuh secara dramatis selama dua dekade terakhir. China berupaya memperluas kekuatan pengaruhnya dan sekarang memiliki salah satu angkatan laut terkuat di dunia.