REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANIERO -- Adenor Leonardo Bacchi kini bisa bernafas lega, setelah Brasil menjadi juara Copa America 2019. Pria yang akrab disapa Tite itu pun kehabisan kata-kata karena gembira anak-anak asuhannya berhasil merebut trofi Copa America.
Selama pertandingan final Copa America antara Brasil dan Peru, Tite tidak bisa menyembunyikan ketegangannya. Beberapa kali ia hanya diam dan menatap ke langit seolah menenangkan diri.
Terlebih saat Gabriel Jesus diganjar kartu merah di menit ke-70, saat Brasil baru unggul 2-1. Usai laga, pelatih berusia 58 tahun tersebut mengaku lega dan menunjukan kegembiraannya.
''Saya menjadi pelatih Selecao hari ini, tidak memiliki kata-kata untuk menerjemahkan kebahagiaan ini,'' ucap Tite, dikutip dari lama resmi Federasi Sepakbola Brasil (CBF), Senin (8/7).
Tite juga memuji para pemainnya yang telah bekerja keras dalam kompetisi ini, terutama para pemain baru yang masuk dalam skuat. Bahkan ia mengatakan, siapa sangka Everton akan bermain di final dan tampil baik. Bahkan ia mencetak gol pertama Brasil dalam laga tersebut.
Dirinya mengaku gelisah selama pertandingan yang digelar di Stadion Maracana tersebut. Bahkan, karena sibuk berlatih dan mengatur strategi untuk bisa juara Copa America, Tite mengaku baru bisa merasa benar-benar bahagia saat tiba di rumah. Final Copa America ini menandai tahap pertama pengembangan tim nasional Brasil oleh Tite dan Koordinator Tim Nasional Edu Gaspar, setelah Piala Dunia.
Tite bersama Edu memang menetapkan tiga tahap untuk tim nasional Brasil, yaitu jangka pendek, menenangan dan panjang. Copa America adalah masuk dalam program jangka pendek mereka, yang tidak pernah mereka juarai lagi selama 12 tahun. Oleh karena itu, Tite pun mulai untuk memikirkan tantangan di depannya.
Bulan September, adalah waktu baginya untuk mulai proyek jangka menengah dalam kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022. ''Mari kita membangun dengan atlet baru yang muncul, janji-janji baru yang menjadi kenyataan,'' jelasnya.