Senin 08 Jul 2019 12:09 WIB

YLKI Usul Pemerintah Buat Peta Kanker

Ketua YLKI menilai Indonesia sudah mengalami darurat kanker.

Jenazah Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat tiba di rumah duka Raffles Hills Blok i6 No.15 Harjamukti, Cimanggis, Sukatani, Tapos Kota Depok, Jawa Barat.
Foto: REPUBLIKA/Noer Qomariah Kusumawardhani
Jenazah Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat tiba di rumah duka Raffles Hills Blok i6 No.15 Harjamukti, Cimanggis, Sukatani, Tapos Kota Depok, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengusulkan pemerintah membuat peta kanker agar penyakit tersebut tidak semakin mewabah. "Peta kanker sudah dilakukan pemerintah China pada 1960-an sebagai dasar pembuatan peta jalan penanggulangan kanker di Indonesia," kata Tulus melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (8/7).

Tulus menilai Indonesia sudah mengalami darurat kanker karena prevalensi kanker semakin meningkat. Riset Kesehatan Dasar 2013 menyatakan prevalensi kanker 1,4 persen, tetapi Riset Kesehatan Dasar 2018 menyebutkan prevalensi kanker menjadi 1,8 persen.

Baca Juga

Selain membuat peta kanker, Tulus juga mendesak pemerintah tegas menegakkan aturan tentang kawasan tanpa rokok untuk melindungi masyarakat agar tidak menjadi perokok pasif. "Salah satu pemicu dan pencetus prevalensi kanker adalah asap rokok. Salah satu korbannya adalah Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho," ujarnya.

photo

Sutopo meninggal pada Ahad (7/7) di Guangzhou, China saat menjalani pengobatan akibat kanker paru stadium IVB. Sutopo mengaku menjaga perilaku hidup sehat dan tidak merokok. Namun, ia juga menyatakan kerap mendapati lingkungan kerja yang penuh asap rokok dan tidak bisa menghindar.

"Akankah putra-putri terbaik bangsa Indonesia terus bertumbangan oleh penyakit kanker dan asap rokok menjadi tersangka utamanya?" katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement