REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 1911, Syekh Surkati tiba di Pulau Jawa tepatnya di Batavia atas undangan Jamiat Kheir. Ia disambut dengan sangat luar biasa saat tiba di Batavia. Kedudukannya dimuliakan karena kepandaian dan kealimannya.
Sebelum kedatangan Syekh Surkati, Abdullah mengatakan, Jamiat Kheir mengembangkan pendidikan modern, tapi polanya masih tradisional. Berdasarkan pengalaman mengajarnya di lembaga pendidikan modern yang ada di Makkah, Syekh Surkati kemudian mencoba menerapkan pola pendidikan modern tersebut di Jamiat Kheir.
"Yang membawa sistem pendidikan modern adalah Syekh Surkati, disebut sistem madaris oleh para pelaku pendidikan Islam di Jawa, jadi beliau memperkenalkan sistem madaris atau sistem pendidikan modern," kata Abdullah.
Sistem madaris menyajikan ruang kelas seperti sekolah-sekolah di Eropa. Siswanya memakai seragam saat belajar seperti di sekolah orang-orang Barat. Sistem madaris juga memiliki manajemen sekolah seperti jadwal mata pelajaran dan tingkatan atau kelas, seperti diniyah, ibtidaiyah, awaliyah, tsanawiyah, aliyah, dan mualimin.
Pada zaman Syekh Surkati, kurikulum pendidikan Jamiat Kheir memadukan pendidikan agama dan pengetahuan umum. Ia memperkenalkan konsep pendidikan seperti itu untuk membuka pikiran umat bahwa Is lam tidak mendikotomikan antara pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan umum.
"Diniyah, ibtidaiyah, awaliyah, tsanawiyah itu adalah konsep pendidikan yang dibawa Syekh Surkati ke Indonesia, itu namanya sistem madaris yang diperkenalkan Syekh Sur kati, dulu konsep itu belum dikenal di Indonesia," ujarnya.
Bisa dikatakan, Syekh Surkati adalah bapak pendiri madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah di Indonesia meskipun sistem pendidikan madaris yang dibawanya ke Indonesia hasil adopsi dari pendidikan di Makkah dan Madinah.
Pemikiran Syekh Surkati juga banyak di pengaruhi oleh pemikiran Syekh Muhammad Rasyid dan Syekh Muhammad Abduh. Ada juga ulama yang menyebut Syekh Surkati sebagai pembawa paham Syekh Abduh ke Indonesia.
"Jadi, konsep besar reformasi pendidikan Islam yang diusung Syekh Abduh dibawa ke Indonesia oleh Syekh Surkati,'' kata Abdullah.
Untuk membangun peradaban, mengubah keadaan, dan keluar dari belenggu kolonialisme, Syekh Surkati berpendapat, satu-satunya jalan adalah dengan menghilangkan kebodohan atau mencerdaskan umat. Maka, ia memulainya dari lembaga pendidikan untuk berjuang mencerdaskan umat.
"Jamiat Kheir setelah Syekh Ahmad Sur kati menjadi pengelola lembaga pendidikan tersebut terbukti berkembang pesat," jelasnya.
Selain menawarkan sistem pendidikan modern, Syekh Surkati juga memerdekakan jiwa-jiwa dan pemikiran yang tidak merdeka. "Menurut Syekh Surkati, anak yang ter belenggu jiwanya tidak mungkin bisa pintar dan maju, sementara seorang guru tidak bisa leluasa mengajar ke anak didiknya kalau ji wanya tidak merdeka.''