REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami mengkritik tindakan Inggris menahan kapal tanker milik negaranya yang sedang melintasi Selat Gibraltar. Menurutnya, apa yang dilakukan Inggris merupakan aksi pembajakan.
Hatami mengatakan, penahanan kapal tanker tersebut merupakan tindakan yang mengancam dan tidak benar. “Tindakan ini merupakan pelanggaran terhadap peraturan internasional dan merupakan jenis pembajakan laut,” kata dia dalam pidatonya pada Senin (8/7).
Dia pun mengisyaratkan akan membalas tindakan Inggris tersebut. “Kami tentu tidak akan mentoleransi pembajakan laut jenis ini dan hal itu tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan,” ujarnya.
Pada Kamis pekan lalu, Marinir Kerajaan Inggris menahan kapal tanker bernama “Grace 1” milik Iran saat melintasi perairan Gibraltar. Hal itu dilakukan karena Inggris menduga kapal tersebut berusaha mengirim pasokan minyak ke Suriah yang sedang disanksi Uni Eropa.
Menurut otoritas Gibraltar, minyak yang diangkut Grace 1 akan dibawa ke kilang Baniya di Suriah. “Kilang itu adalah milik entitas yang dikenai sanksi Uni Eropa terhadap Suriah. Dengan persetujuan saya, agen pelabuhan dan penegak hukum kami meminta bantuan dari Marinir Kerajaan (Inggris) dalam melakukan operasi ini,” kata Kepala Menteri Gibraltar Fabian Picardo.
Pemerintah Gibraltar mengatakan telah menerima izin dari pengadilan tertinggi di sana untuk menahan Grace 1 selama 14 hari. Pada Ahad lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi membantah bahwa Grace 1 sedang berlayar menuju Suriah.
“Terlepas dari apa yang diklaim oleh Pemerintah Inggris, target dan tujuan kapal tanker ini bukan Suriah. Pelabuhan yang mereka sebutkan di Suriah pada dasarnya tak memiliki kapasitas untuk kapal super-tanker seperti itu,” kata Araqchi.
Dia mengatakan, kapal Grace 1 memiliki kapasitas untuk mengangkut dua juta barel minyak. Oleh sebab itu, ia melakukan perjalanan melalui Selat Gibraltar daripada Terusan Suez.
Karena melintasi perairan internasional, menurut Araqchi, Inggris tak memiliki dasar hukum untuk menahan Grace 1. “Dalam pandangan kami, penghentian kapal ini adalah perampokan laut dan kami ingin kapal tanker ini dibebaskan,” ujarnya. Kendati demikian, Araqchi tak menyebut ke mana tujuan akhir kapal itu.