REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para arkeolog dan sejarawan masih bertanya-tanya soal tujuan pembangunan Menara Jam. Kemungkinan menara ini merupakan bagian dari sebuah masjid tampak lemah karena area dekat menara tidak cukup untuk mengako mo dasi sebuah masjid. Menara Jam diduga merupakan simbol kemenangan untuk memperingati beberapa peristiwa yang mulai dilupakan.
Arkeolog Inggris dan Direktur Studi Afghan di British Institute, Dr Ralph Pinder-Wilson, pada 1970-an pernah menulis tentang Menara Jam dan Ghazni. Ia yakin, Menara Jam dibangun untuk mengenang kemenangan Mu'izz ad-Din, saudara dari Ghiyath ud- Din. Mu'izz ad-Din berhasil menang atas Prithviraj Chauhan.
Kemenangan itu memungkinkan Islam tersebar ke utara India. Dari gaya bangunannya, Pinder-Wilson yakin, Menara Jam dibangun dalam gaya yang sarat tradisi klaim kemenangan atas penaklukan yang dilakukan pemimpin Islam.
Bila diasumsikan, menara ini adalah bagian Masjid Jumat di Kota Firozkoh, yang menurut penulis sejarah Abu 'Ubayd al-Juzjani kota tersebut habis tersapu banjir bandang tak lama sebelum serangan Mongol pada abad ke-13. Hasil penelitian Minaret of Jam Archaeological Project menemukan, sebuah lapangan besar pernah dibangun di sisi Menara Jam dan membe nar kan temuan sedimen sungai di atas paving bata di sekitar menara.
Ghurid, yang menjadi panutan arsitektur Per sia dan berhasil menyebar sampai India, memiliki beberapa peninggalan yang berhasil selamat. Menurut beberapa ilmuwan, pendiri Qutab Minar di Delhi yang dimulai pada 1199 terinspirasi dari pembangunan Menara Jam. Bahkan, Menara Jam kadang disebut sebagai saudara tua Qutab Minar.
Menara Jam tak banyak dikenal orang-orang di luar Afghanistan sebelum Sir Thomas Holdich membuat laporan tentang Menara Jam pada 1886 saat ia mengabdi untuk Komisi Perbatasan Afgha nistan. Laporan Sir Thomas saat itu belum be gitu me narik bagi dunia hingga pada 1957, Menara Jam menarik perhatian banyak orang saat arkeo log Prancis, Andre Maricq dan Gaston Wiet me mu blikasikan laporan mereka tentang Menara Jam.
Setelah itu, Werner Herberg menggelar sur vei terbatas di sekitar Menara Jam pada 1970- an. Ralph Pinder-Wilson melengkapi studi para pendahulunya pada 1970-an, sebelum Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada 1979 yang sekali lagi memutus akses situs ini ke dunia luar.