Senin 08 Jul 2019 14:47 WIB

PBB Bantu Perempuan Terdampak Perubahan Iklim di Bangladesh

Sebanyak 700 ribu orang terkena dampak perubahan iklim.

Red: Nur Aini
Amina, 30, menggendong bayi perempuannya yang berumur 16 hari di sebuah  Kamp Pengungsian Kutupalang Bangladesh.
Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters
Amina, 30, menggendong bayi perempuannya yang berumur 16 hari di sebuah Kamp Pengungsian Kutupalang Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA — Pemerintah Bangladesh bersama dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) meluncurkan proyek bernilai 33 juta dolar AS yang ditujukan untuk membantu setidaknya 700 ribu orang yang terkena dampak perubahan iklim.

Menurut laporan United Nations Development Programme (UNDP), kebanyakan dari mereka yang terdampak adalah perempuan, termasuk gadis remaja yang berada di wilayah barat daya negara Asia Selatan tersebut.

Baca Juga

“Kementerian Urusan Perempuan dan Anak-anak Bangladesh akan bekerja sama dengan UNDP untuk mengimplementasikan proyek yang berjalan selama enam tahun di Satkhira dan distrik Khulna,” dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan UNDP, dilansir Anadolu Agency, Senin (8/7). 

Dalam proyek ini nantinya perempuan dan anak-anak akan mendapatkan bantuan di dua area di Bangladesh yang dinilai paling terdampak perubahan iklim tersebut. Mereka akan mendapatkan mata pencaharian, dengan memastikan air minum yang aman dan andal untuk dikonsumsi, melalui solusi untuk mengelola air hujan secara permanen. 

“Proyek ini akan memberdayakan perempuan untuk merencanakan, mengimplementasikan, dan mengelola solusi yang tahan iklim untuk melindungi mata pencaharian dan kehidupan,” kata pernyataan dari perwakilan Kementerian Urusan Perempuan dan Anak Bangladesh, Kamrun Nahar. 

Proyek itu juga akan fokus dalam peningkatan akses perempuan ke pasar dan keuangan. Selain itu, program tersebut dapat menghubungkan kelompok perempuan dengan bisnis, serta memberikan dukungan bagi mereka untuk mengakses kredit dari sektor keuangan. 

Dalam sebuah pernyataan, perwakilan khusus UNDP untuk masyarakat, Sudipto Mukerjee mengatakan perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Hal itu ditargetkan untuk dapat selesai pada 2030. 

“Tetapi, hal ini (SDG) tak dapat dicapai jika peran perempuan diabaikan, terlebih karena mereka lebih rentan terhadap dampak buruk perubahan iklim,” ujar Mukerjee.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement