REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pemerintah Turki dengan keras mengutuk serangan teror yang dilakukan di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pekan lalu dan Provinsi Ghaznipada Ahad (7/7).
"Kami sangat sedih bahwa banyak orang kehilangan nyawa mereka dan cedera akibat serangan teror yang dilakukan di Kabul pekan lalu dan Ghazni hari ini, saat pembicaraan antara semua pihak untuk mewujudkan perdamaian di Afghanistan telah meningkat," kata Kementerian Luar Negeri Turki pada Ahad.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah pengeboman mobil bunuh diri menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai 50 orang di Provinsi Ghazni.
Secara terpisah, sedikitnya 10 orang tewas dan 65 orang lagi cedera dalam pengeboman bunuh diri yang diikuti dengan baku-tembak di satu fasilitas Kementerian Pertahanan di Kabul pekan lalu. Kementerian tersebut menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Afghanistan, yang dianggap saudara.
"Turki akan terus mendukung Afghanistan dalam perangnya melawan terorisme," kata kementerian itu.
Di tengah pembicaraan perdamaian Afghanistan di Qatar, Taliban mengaku sebagai pelaku serangan mematikan tersebut. Pada Ahad malam, Taliban dan AS menyampaikan optimisme bagi perdamaian dalam pembicaraan yang berlangsung di Ibu Kota Qatar, Doha.
Utusan AS Zalmay Khalilzad mengatakan dalam serangkaian cuitan pada Sabtu (6/5) bahwa pembicaraan enam hari belakangan dengan pemimpin gerilyawan Afghanistan itu adalah "sidang yang paling produktif setakat ini". Pembicaraan antara AS dan Taliban terhenti selama dua hari saat satu kelompok pegiat masyarakat sipil dan politikus Afghanistan menyelenggarakan dialog antarwarga Afghanistan di tempat yang sama.