REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis 47 kali gempa susulan terjadi hingga Senin (8/7) siang pascagempa utama berkekuatan magnitudo (M) 7 mengguncang perairan Sulawesi Utara (Sulut) dan Maluku Utata (Malut), Ahad (7/7) malam. Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, hingga Senin (8/7) pukul 12.45 WIB, aktivitas gempa susulan tercatat sebanyak 47 kali.
"Magnitudo terbesar adalah 4,9 dan magnitudo terkecil 3,1," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (8/7).
Ia menambahkan, sehubungan dengan peringatan dini tsunami telah dinyatakan berakhir maka bagi daerah yang mendapatkan peringatan dini tersebut dapat kembali ke tempat masing-masing. Kendati demikan, ia meminta masyarakat agar tetap waspada terhadap gempabumi susulan. "Tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya.
Ia meminta masyarakat mendapatkan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau Mobile Apps (IOS dan Android), wrs-bmkg (user: pemda, pwd: pemda-bmkg) atau infobmkg.
Sebelumnya, BMKG merilis Ahad (7/7) pukul 22.08.42 WIB, telah terjadi gempa bumi tektonik di wilayah laut di sebelah barat Kabupaten Kota Ternate. Hasil analisis awal oleh BMKG gempabumi ini berkekuatan 7,1 SR yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 7 DR. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,53 LU dan 126,18 BT, atau tepatnya berlokasi di dasar laut pada kedalaman 49 km pada jarak 133 km arah barat Kota Ternate, Maluku Utara (Malut).