Rabu 10 Jul 2019 00:15 WIB

Petani Sayur di Cianjur Keluhkan Kenaikan Harga Pupuk

Harga pupuk naik sekitar 15 persen dari harga normal sejak dua bulan lalu

Petani memanen brokoli yang ditanam dengan metode tumpang sari di Lencoh, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (13/6/2019).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Petani memanen brokoli yang ditanam dengan metode tumpang sari di Lencoh, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (13/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Ratusan petani sayuran di wilayah utara Cianjur, Jawa Barat, mengeluhkan harga pupuk yang mengalami kenaikan. Harga pupuk naik sekitar 15 persen dari harga normal dan sudah terjadi sejak dua bulan terakhir.

Ratusan petani sayuran di kaki Gunung Gede-Pangrango, tepatnya di Kampung Gunung Putri, Desa Sukataris, Kecamatan Pacet juga mengeluhkan harga jual sayur mayur yang tidak kunjung stabil bahkan menurun. Dadang, seorang petani saat ditemui di kebun miliknya pada Selasa (9/7), mengatakan harga pupuk sudah mengalami kenaikan sekitar dua bulan yang lalu.

Baca Juga

Jenis pupuk yang mengalami kenaikan harga seperti Triple Super Phosphate (TSP), urea, Phonska, dan NPK. "Rata-rata harga pupuk tersebut mengalami kenaikan sekitar Rp 15 ribu per karung. Seperti harga pupuk urea asalnya Rp 90 ribu menjadi Rp 105 ribu per karung dengan berat 25 kilogram," katanya.

Sedangkan untuk harga pupuk TSP, Phonska dan NPK semula Rp 90 ribu per karung naik menjadi Rp 105 ribu per karung. Tidak hanya pupuk bersubsidi, pupuk kandang pun mengalami kenaikan dari Rp 25 ribu menjadi Rp 30 ribu per karung.

"Sejak terjadi kenaikan harga pupuk tersebut, pendapatan dari hasil panen mengalami penurunan. Sebelumnya dapat meraup untung Rp 1,5 juta saat ini hanya Rp 1 juta," kata pria 27 tahun tersebut.

Petani lain, Neneng, mengatakan naiknya harga pupuk tidak seimbang dengan harga jual sayuran. Ia mencontohkan harga wortel dan bawang daun yang hingga saat ini belum stabil, bahkan terus menurun.

"Seperti harga jual bawang daun turun menjadi Rp 8 ribu dari Rp 11 ribu per kilogram. Wortel yang dijual ke tengkulak biasanya dihargai Rp 16 ribu turun menjadi Rp 14 ribu per kilogram. Tetapi untuk harga jual brokoli masih normal Rp 16 ribu," ungkap wanita berusia 63 tahun itu. Neneng dan ratusan petani lainnya di wilayah tersebut berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur dan pusat melakukan upaya agar harga pupuk kembali normal seperti semula.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement