Kekurangan Air Bersih saat Musim kemarau. Warga mengecek drum penampungan air hujan di Kampung Kamal Muara, Jakarta Utara, Selasa (9/7). (FOTO : Republika/Fakhri Hermansyah)
Kekurangan Air Bersih saat Musim kemarau. Warga mengecek drum penampungan air hujan di Kampung Kamal Muara, Jakarta Utara, Selasa (9/7). (FOTO : Republika/Fakhri Hermansyah)
Kekurangan Air Bersih saat Musim kemarau. Suasana rumah warga yang memakai drum penampungan air hujan di Kampung Kamal Muara, Jakarta Utara, Selasa (9/7). (FOTO : Republika/Fakhri Hermansyah)
Kekurangan Air Bersih saat Musim kemarau. Warga mengecek selang penampungan air hujan di Kampung Kamal Muara, Jakarta Utara, Selasa (9/7). (FOTO : Republika/Fakhri Hermansyah)
Kekurangan Air Bersih saat Musim kemarau. Warga mengecek selang penampungan air hujan di Kampung Kamal Muara, Jakarta Utara, Selasa (9/7). (FOTO : Republika/Fakhri Hermansyah)
Kekurangan Air Bersih saat Musim kemarau. Suasana rumah warga yang memakai Penampungan air hujan di Kampung Kamal Muara, Jakarta Utara, Selasa (9/7). (FOTO : Republika/Fakhri Hermansyah)
Kekurangan Air Bersih saat Musim kemarau. Warga mengecek drum penampungan air hujan di Kampung Kamal Muara, Jakarta Utara, Selasa (9/7). (FOTO : Republika/Fakhri Hermansyah)
Kekurangan Air Bersih saat Musim kemarau. Warga mengecek drum penampungan air hujan di Kampung Kamal Muara, Jakarta Utara, Selasa (9/7). (FOTO : Republika/Fakhri Hermansyah)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga mengecek drum penampungan air hujan di Kampung Kamal Muara, Jakarta Utara, Selasa (9/7).
Pada musim kemarau warga kampung nelayan Kamal Muara harus membeli air bersih untuk mandi dengan harga Rp 7.000 per jeriken.
Advertisement