REPUBLIKA.CO.ID, LYON -- Jika sepakbola pria punya Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, yang dianggap bintang besar saat ini, di sepakbola wanita ada nama Megan Anna Rapinoe. Pemain berusia 34 tahun itu, sukses membawa timnas Amerika Serikat menjadi juara di Piala Dunia Wanita 2019.
Penampilan cemerlang Rapinoe selama Piala Dunia yang digelar di Prancis, membuatnya menyabet dua penghargaan personal bergengsi sekaligus. Wanita yang bermain di klub Reign FC itu, memenangkan Golden Boot dan Golden Ball. Kapten tim nasional Amerika itu pun telah dua kali mengangkat trofi Piala Dunia Wanita, dan tiga kali tampil di final Piala Dunia.
Pemain-pemain AS yang tampil apik dalam Piala Dunia Wanita kali ini, seperti Alex Morgan dengan enam golnya, sama dengan Rapinoe, serta Rose Lavelle yang mencetak tiga gol, langsung tenggelam. Rapinoe tak tampil saat lawan Cile di fase grup karena rotasi dari Jill Ellis.
Rapinoe juga absen saat AS jumpa Inggris di fase gugur karena cedera hamstring. Namun, Rapinoe bisa mencetak enam gol, dengan tiga dari antaranya dari titik putih dan satu dari tendangan bebas. Sehingga dengan waktu bermain yang lebih sedikit dari Morgan, Rapinoe berhak atas Golden Ball.
Rapinoe seolah menjadi martir bagi perkembangan sepakbola wanita di dunia, selain menjadi pemimpin dalam skuat AS. Sesaat setelah menerima trofi Piala Dunia Wanita, Rapinoe dengan lantang menuntut kepada Presiden FIFA untuk kesetaraan gaji dan juga hadiah kompetisi.
Bahkan para bintang film mempertimbangkan untuk mengubah warna mereka menjadi ungu, seperti yang dilakukan Rapinoe, sebagai penghargaan untuknya. ''Megan dibangun untuk momen-momen ini. Semakin besar sorotan, semakin dia bersinar,'' ucap pelatih Jill Ellis, dikutip dari BBC, Selasa (9/7).
Gaya dan tingkahnya memang selalu menimbulkan kontroversi. Pada Piala Dunia Wanita 2011, saat Amerika menjadi runner-up, ia mencetak gol ke gawang Kolombia. Pemain berusia 34 tahun itu kemudian mengambil mikrofon stadion dan menyanyikan lagi 'Born in the USA' ciptaan Bruce Springsteen.
Dalam Piala Dunia Wanita kali ini di Paris, Rapinoe tak tanggung-tanggung membuat 'keributan'. Dia menyatakan tak akan pergi ke White House sekalipun diundang oleh Presiden Trump. Kesal dengan ucapan itu, Trump bahkan minta Rapinoe keluar dari skuat AS.
''Megan harus menang terlebih dahulu sebelum dia bicara,'' ucap Trump.
Meskipun kemudian Rapinoe membuktikan dia dapat memenangkan Piala Dunia Wanita 2019, dengan menyumbangkan satu gol ke gawang Belanda. Dalam pertandingan perempat-final lawan Prancis, Rapinoe bungkam saat prosesi menyanyikan lagu kebanggsaan, sebagai dukungannya terhadap pemain football Amerika Colin Kaepernick. Segudang kontroversi dan prestasi dari pemain Lyon itu pun membuat orang-orang menyebut, Piala Dunia Wanita kali ini adalah milik Rapinoe.
''Saya merasa tak terkalahkan. Kami telah menunjukan pertunjukan yang paling luar biasa yang diminta oleh semua orang. Kami tidak dapat menjadi ambasador yang lebih baik dari ini,'' ungkap Rapione.
Oleh karena itu, Rapinoe menegaskan, dengan daya tarik sepakbola wanita yang kian memikat, sudah waktunya FIFA memberikan perlakuan yang sama. Hal itu dilakukan untuk mendukung perkembangan sepakbola wanita di seluruh dunia. ''Saya pikir semua orang siap untuk pembicaraan ini, untuk pindah ke tingkar berikutnya,'' tegas Rapinoe.
Alex Morgan, rekan sesama penyerang di skuat AS pun mengungkapkan, Rapinoe adalah rekan setim terbaik yang bisa dimintai apapun. Rapinoe, kata Morgan, telah menjalani kompetisi yang luar biasa, sesuai dengan janjinya sendiri. ''Orang yang tepat membuktikan setiap hari bersama kami, dia membuktikannya pada dunia,'' ucap Morgan, dikutip dari NY times.