Selasa 09 Jul 2019 19:57 WIB

CKD Otto Buka Pabrik Obat Onkologi Halal Pertama di RI

CKD Otto Pharma meraih sertifkat halal dari MUI semenjak Februari 2019

Peresmian  fasilitas produksi sediaan onkologi di Cikarang, Selasa (9/7). Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Chang Beom Kim, Chairman Mensa Group, Jimmy Sudharta, Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Anfasa Moeloek SpM (K), Chairman Chong Kun Dang Pharmaceutical Corp (CKD Pharma) Jang Han Rhee, Chairman Korea Pharmaceutical and Bio-Pharma Manufacturers Association (KPBMA) Hee Mok Won dan Presiden Direktur CKD OTTO Pharma Baik In Hyun.
Peresmian fasilitas produksi sediaan onkologi di Cikarang, Selasa (9/7). Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Chang Beom Kim, Chairman Mensa Group, Jimmy Sudharta, Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Anfasa Moeloek SpM (K), Chairman Chong Kun Dang Pharmaceutical Corp (CKD Pharma) Jang Han Rhee, Chairman Korea Pharmaceutical and Bio-Pharma Manufacturers Association (KPBMA) Hee Mok Won dan Presiden Direktur CKD OTTO Pharma Baik In Hyun.

REPUBLIKA.CO.ID,CIKARANG -- Chong Kun Dang Pharmaceutical Corp (CKD Pharma) bersinergi dengan Otto Pharma meresmikan pabrik obat onkologi atau antikanker pertama di Indonesia. Pabrik dibawah bendera CKD Otto Pharma tersebut juga telah meraih sertifikat halal MUI khususnya untuk produk obat onkologi.

Presiden Direktur PT CKD OTTO Pharma Baik In Hyun mengatakan perseroan fokus kepada produk obat onkologi berupa injeksi dalam bentuk cair dan bubuk. CKD OTTO Pharma telah mendapatkan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada September 2018. 

Di tahun yang sama, CKD OTTO Pharma memperoleh sertifikat manufaktur untuk obat-obatan dari Kementerian Kesehatan RI. “Terlebih lagi, pada Februari 2019, CKD OTTO Pharma telah menerima sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang menjadikan kami perusahaan farmasi pertama untuk produk onkologi dengan sertifikasi halal di Indonesia,” ucap dia berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (9/7).

Fasilitas baru ini telah memenuhi pedoman EU-GMP (standarisasi eropa) dan memiliki kapasitas produksi tahunan 1,6 juta vial, terdiri dua lantai seluas 12.588 meter persegi dengan total investasi sebesar 30 juta dolar AS. Fasilitas ini menggunakan sistem produksi dan manajemen dari Chong Kun Dang termasuk untuk obat anti-kanker utama yang diproduksi oleh Chong Kun Dang seperti Oxaliplatin, Gemcitabine, dan Docetaxel juga akan diproduksi dan didistribusikan secara lokal.

"CKD OTTO Pharma menargetkan untuk menguasai 30 persen pangsa pasar obat anti kanker di Indonesia dalam lima tahun ke depan dan menjadikan fasilitas di Indonesia sebagai basis produksi untuk target pasar di Timur Tengah & Afrika Utara (MENA) serta Eropa termasuk sepuluh negara ASEAN," ucap Baik In Hyun.

Saat ini, Indonesia adalah negara dengan populasi terpadat keempat di dunia dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa. Pangsa pasar farmasi Indonesia mencapai sekitar 7,2 miliar dolar AS pada 2018 dan diperkirakan akan mencapai sekitar 11,9 dolar AS pada tahun 2023.

Sementara itu peresmian fasilitas produksi sediaan onkologi di Cikarang, dilakukan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Djuwita Anfasa Moeloek. Peresmian tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Chang Beom Kim, Kepala Badan POM Penny K Lukito Chairman CKD Pharma, Jang Han Rhee, CEO Mensa Group, Jimmy Sudharta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement