Rabu 10 Jul 2019 03:35 WIB

BMKG: Adaptasi Iklim Perkuat Sektor Pertanian

Iklim di wilayah Indonesia dinilai semakin beragam dan sulit diprediksi.

Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang petani menyiram lahan pertaniannya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Seorang petani menyiram lahan pertaniannya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Langkah adaptasi iklim perlu terus digalakkan guna memperkuat kapasitas sektor pertanian terhadap dampak perubahan iklim yang sedang dan akan terjadi. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati.

"Iklim di wilayah Indonesia semakin beragam dan sulit diprediksi, maka langkah adaptasi iklim perlu semakin digalakkan guna memperkuat kapasitas sektor pertanian terhadap dampak perubahan iklim yang sedang dan akan terjadi," kata Dwikorita di Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (9/7).

Ia menyampaikan hal tersebut usai penutupan sekolah lapang iklim (SLI) tahap 3 yang diselenggarakan BMKG di Dusun Paladan, Desa Tegalsari, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.

Ia mengatakan saat ini pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sedang mengalami kemarau dan puncak pada Agustus. Namun begitu kemarau masih akan terjadi pada September, sedangkan hujan mulai terjadi dan intensif pada Oktober dan November.