Rabu 10 Jul 2019 08:00 WIB

AS akan Bentuk Koalisi Militer di Perairan Teluk

AS akan menyediakan kapal komando dan memimpin upaya pengawasan di Selat Hormuz.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Selat Hormuz
Foto: AP
Selat Hormuz

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) meminta para sekutu berada dalam satu koalisi militer selama dua pekan ke depan untuk melindungi perairan strategis dari Iran dan Yaman. AS akan menyediakan kapal komando dan memimpin upaya pengawasan untuk koalisi militer.

Kepala Staf Gabungan Militer AS, Joseph Dunford mengatakan, sekutu akan berpatroli di perairan yang dekat dengan kapal-kapal komando AS dan mengawal kapal-kapal komersial dengan bendera negara mereka. Dunford menyampaikan rincian tersebut kepada wartawan setelah pertemuan dengan Plt Menteri Pertahanan AS Mark Esper dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Baca Juga

"Kami sekarang terlibat dengan sejumlah negara untuk melihat apakah kami dapat mengumpulkan koalisi yang akan memastikan kebebasan navigasi baik di Selat Hormuz dan Bab al-Mandab," kata Dunford, Rabu (10/7).

Dunford menambahkan, selama beberapa pekan ke depan pihaknya akan melakukan identifikasi negara mana saja yang memiliki kemauan untuk mendukung inisiatif koalisi militer tersebut. Selain itu, militer AS juga akan mengidentifikasi kemampuan khusus yang akan mendukung rencana itu.

"Jadi saya pikir mungkin selama beberapa minggu ke depan kami akan mengidentifikasi negara mana yang memiliki kemauan politik untuk mendukung inisiatif itu dan kemudian kami akan bekerja secara langsung dengan militer untuk mengidentifikasi kemampuan khusus yang akan mendukungnya," kata Dunford.

Iran telah lama mengancam akan menutup Selat Hormuz. Selat tersebut sangat strategis karena merupakan jalur perdagangan minyak dunia. Hampir seperlima kapal tanker minyak dari negara produsen melewati Selat Hormuz.

Rencana AS untuk membentuk koalisi militer internasional dan melindungi Selat Hormuz mendapatkan momentum sejak serangan kapal tanker minyak pada Mei dan Juni lalu. AS menuding Iran yang menjadi dalang atas penyerangan kapal tanker tersebut.

Koalisi militer ini juga akan bertugas meningkatkan keamanan di Bab al-Mandab, Yaman. AS, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, telah lama resah atas serangan pejuang Houthi yang berpihak kepada Iran di jalur perairan Bab al-Mandab. Jalur tersebut menghubungkan Laut Merah dengan Teluk Aden dan Laut Arab. Hampir empat juta barel minyak dan barang-barang komersial dikirim setiap hari melalui Bab al-Mandab ke Eropa, AS dan Asia.

Dunford mengatakan, AS akan menyediakan kapal komando dan kapal kontrol. Dia berharap negara lain menyediakan kapal untuk berpatroli di perairan, di antara kapal-kapal komando itu. Bagian ketiga dari misi ini akan melibatkan anggota koalisi yang mengawal kapal komersial negara mereka.

"Harapannya adalah patroli dan pengawalan yang sebenarnya akan dilakukan oleh pihak lain. Jadi dengan sejumlah kecil kontributor, kita dapat memiliki misi kecil. Dan kami akan memperluas itu sebagai jumlah negara yang bersedia berpartisipasi mengidentifikasi diri mereka sendiri," ujar Dunford.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement