REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengecam duta besar Inggris untuk Amerika. Trump menggambarkannya sebagai orang yang aneh dan bodoh. Hal ini disampaikan setelah memo duta besar Inggris bocor yang mengungkapkan pandangan terkait pemerintahan Trump.
Trump mengeluarkan serangkaian twit tentang Duta Besar Inggris Kim Darroch. Ini diungkapkan beberapa jam setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May memberikan dukungan kepada diplomat veteran itu.
"Duta Besar yang aneh yang ditunjuk oleh Inggris untuk Amerika Serikat bukanlah seseorang yang kita sukai, seorang pria yang sangat bodoh," tulis Trump dalam satu twit.
Pendapat Darroch yang terus terang dan tanpa filter tentang administrasi AS dimaksudkan untuk audiensi terbatas. Namun, memo muncul dalam dokumen diplomatik yang bocor diterbitkan di surat kabar Mail Inggris, Ahad lalu.
Pengungkapan tersebut telah menyebabkan rasa malu dan situasi yang canggung bagi kedua negara. AS dan Inggris sering merayakan sesuatu hal karena memiliki hubungan khusus.
Dalam komentar Twitter pada Selasa, Trump juga melayangkan kritik kepada Perdana Menteri Inggris Theresa May. Ia menegur pemimpin Inggris karena gagal mendapatkan kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa (UE) melalui Parlemen.
"Saya memberi tahu @theresa_may cara melakukan kesepakatan itu, tetapi dia melakukan hal bodohnya sendiri tidak dapat menyelesaikannya. Bencana! Saya tidak kenal Duta Besar tetapi telah diberitahu dia bodoh," cicit Trump.
...handled. I told @theresa_may how to do that deal, but she went her own foolish way-was unable to get it done. A disaster! I don’t know the Ambassador but have been told he is a pompous fool. Tell him the USA now has the best Economy & Military anywhere in the World, by far...
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) July 9, 2019
Darroch telah bertugas sebagai utusan Inggris di Washington dari 2016. Dalam salah satu memo yang bocor, ia mengatakan untuk berkomunikasi secara efektif dengan Trump, "Anda perlu membuat poin Anda sederhana, bahkan tumpul," kata dia.
Dokumen-dokumen yang diterbitkan juga termasuk duta besar yang menyebut kebijakan administrasi Trump tentang Iran tidak koheren. Ia mengatakan presiden AS mungkin berhutang budi kepada Rusia yang cerdik dan menimbulkan keraguan terkait keahlian Gedung Putih di bawah Trump.
Darroch telah memiliki hubungan dekat dengan banyak pejabat administrasi Trump. Penasihat presiden sering menjadi tamu di acara Kedutaan Besar Inggris. Penyelidikan sedang dilakukan untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab atas kebocoran memo, pelanggaran besar keamanan diplomatik.
Juru bicara May mengatakan pada Selasa May menelepon Darroch untuk memberitahunya ia masih mendapat dukungan penuh dari May. Tetapi ungkapan Trump, mengikuti rentetan media sosial yang serupa pada Senin, memicu tekanan pada pemerintah Inggris.
Wartawan yang melaporkan kebocoran itu, Isabel Oakeshott, merupakan pendukung Brexit dan sekutu pemimpin Partai Brexit, Nigel Farage. Sementara Trump pernah mengatakan Farage akan melakukan pekerjaan dengan baik sebagai duta besar untuk AS. Farage mengesampingkan gagasan itu pada Senin, dengan mengatakan, "Saya bukan diplomat," kata dia.
Perselisihan dengan Trump juga memberi tekanan pada kandidat Boris Johnson dan Jeremy Hunt, kedua pria itu berlomba-lomba untuk menggantikan May sebagai pemimpin Konservatif dan perdana menteri. Keduanya mengatakan mereka akan memimpin Inggris keluar dari UE, dan mengamankan kesepakatan perdagangan baru di seluruh dunia terutama dengan AS.