Rabu 10 Jul 2019 13:12 WIB

PKS Tetap Perjuangkan SIM Seumur Hidup dan Hapus Pajak Motor

Meski gagal jadi pemenang Pileg 2019, PKS tetap akan memperjuangkan janji politiknya

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Hidayat Nurwahid
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Hidayat Nurwahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum pemilihan legislatif (Pileg) lalu Partai Keadilan Sejahtera  (PKS) telah membuat janji politik yang cukup menarik, jika menang di pesta lima tahunan ini. Di antaranya, memperjuangkan SIM seumur hidup dan menghapus pajak motor. Sayangnya meski lolos ambang batas parlemen, PKS gagal keluar sebagai pemenang pada Pileg 2019 ini.

Dalam Pileg 2019, PKS memperoleh 11.493.663 suara atau 8,21 persen. Kendati demikian, PKS tetap akan memperjuangkan janji politiknya tersebut. “Walaupun janji kita jika PKS menang dan kenyataannya PKS belum berhasil mendapatkan suara mayoritas, tapi kita akan tetap membawa dan memperjuangkan hal ini," tegas Politikus PKS, Hidayat Nur Wahid seperti dikutip dari laman resmi partai, Rabu (10/7).

Baca Juga

Hidayat mengatakan, di pembahasan Renstra nanti akan dimasukkan dan diperjuangkan. Karena itu janji kepada para pemilih. Hidayat beranggapan bahwa adu gagasan ini dapat menjadi solusi cerdas terhadap masifnya kampanye negatif bahkan kampanye hitam yang beredar di masyarakat. Maka ia meminta, agar caleg terpilih PKS harus bisa meningkatkan kemampuan komunikasi dan kapabilitasnya dalam membawa aspirasi rakyat.

Selain itu, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI itu, juga berpesan agar di parlemen, caleg PKS harus saling mengingatkan dan jangan membiarkan kezaliman. Hidayat juga menambahkan bahwa hasil Pemilu 2019 berpengaruh pada peta politik hingga 2024. “Jika pemilih partai Islam 20 persen saja pada pemilu kemarin, maka tahun 2024 ummat Islam bisa mengajukan calon presiden sendiri," terangnya.

Hidayat mengatakan keberadaan partai Islam bukan menjadi musuh. Justru keberadaannya menjadi wata’awanu ‘alal birri wat taqwa walaa ta’awanu’alal itsmi wal udwan. Yaitu tolong menolong dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement