REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penyelidik PBB atas pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashoggi, memperingatkan Amerika Serikat (AS) harus bertindak atas laporan kematian Khashoggi.
"Keheningan bukanlah pilihan. Berbicara diperlukan tetapi tidak cukup. Kita harus bertindak," kata Agnes Callamard, pakar hak asasi manusia, dilansir dari BBC, Rabu (10/7).
Penyelidikannya menyimpulkan bahwa kematian Khashoggi di kedutaan Saudi di Istanbul pada Oktober adalah eksekusi di luar pengadilan. Washington didesak melakukan penyelidikan FBI atau hukum perdata.
Berbicara bersama pasangan Khashoggi di sebuah konferensi di London pada Selasa, Callamard mendesak AS untuk melalukan deklasifikasi intelijennya atas pembunuhan tersebut. Namun, menurutnya, Washington kurang kooperatif.
Laporan Callamard menyatakan ada bukti yang dapat dipercaya bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan pejabat tingkat tinggi lainnya secara individu bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi. Laporan tersebut diterbitkan pada Juni. Agen-agen Saudi membunuh jurnalis di dalam konsulat Saudi di Istanbul, tetapi pihak berwenang bersikeras mereka tidak bertindak atas perintah Pangeran MBS.
Callamard bukan perwakilan untuk PBB tetapi melaporkan temuannya ke sana. Dia telah meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menghasut investigasi kriminal internasional ke dalam kasus tersebut. Namun, dia mengatakan hanya negara anggota yang memiliki wewenang untuk melakukannya.
Dia mengatakan Barat menghadapi defisit demokrasi karena tidak menanggapi protes publik tentang pembunuhan itu. Tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz meminta negara-negara Eropa untuk menganggap laporan tersebut lebih serius.
"Terlalu berbahaya untuk berperilaku seolah-olah tidak ada yang terjadi," kata dia.
Jamal Khashoggi merupakan jurnalis berusia 59 tahun, seorang kolumnis yang berbasis di AS untuk Washington Post dan kritikus MBS, terakhir terlihat memasuki konsulat Saudi pada 2 Oktober. Ia pergi untuk mendapatkan surat-surat yang ia butuhkan untuk menikahi Cengiz.
Callamard mengatakan Khashoggi dibunuh secara brutal di dalam konsulat hari itu. Wakil jaksa penuntut umum Arab Saudi Shalaan Shalaan mengatakan kepada wartawan pada November bahwa pembunuhan itu diperintahkan oleh kepala tim negosiasi, yang dikirim ke Istanbul oleh wakil kepala intelijen Saudi untuk membawa Khashoggi kembali ke kerajaan dengan cara dibujuk atau, jika itu gagal dengan cara paksa.
Penyelidik menyimpulkan bahwa Khashoggi secara paksa ditahan setelah berjuang dan disuntik dengan sejumlah besar obat, mengakibatkan overdosis yang menyebabkan kematiannya. Tubuhnya kemudian dipotong-potong dan diserahkan pada kolaborator lokal di luar konsulat.
Lima orang telah mengakui pembunuhan itu. "(Putra mahkota) tidak memiliki pengetahuan tentang hal itu," kata Shalaan.