Rabu 10 Jul 2019 14:04 WIB

Festival Ketoprak Antarkecamatan Sleman Segera Dihelat

Seni pertunjukan ketoprak akan ditampilkan selama 9 hari berturut di Kab Sleman.

Pertunjukan ketoprak.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pertunjukan ketoprak.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman menyelenggarakan Festival Ketoprak Antarkecamatan selama sembilan hari berturut-turut mulai Jumat (12/7) hingga Sabtu (20/7). Festival tersebut dihelat di Lapangan Baratan Candibinangun, Kecamatan Pakem.

"Sebanyak 17 kontingen dari masing-masing kecamatan akan ikut berpartisipasi dalam Festival Ketoprak tersebut," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Aji Wulantara di Sleman, Rabu.

Kegiatan itu dilaksanakan dengan Dana Keistimewaan DIY melalui Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman. Aji mengatakan, tujuan diselenggarakannya festival tersebut adalah untuk menggali dan menjaring potensi seniman yang ada ditingkat masyarakat.

Aji mengatakan, festival tersebut juga sebagai wujud kepedulian dan perhatian Pemerintah Kabupaten Sleman terhadap kelestarian kehidupan seni. Pemerintah setempat ingin menggugah kembali semangat kebersamaan dalam rangka beraktivitas dan berkreasi dalam bingkai kompetisi di kalangan seniman.

"Selain itu, diharapkan juga ajang ini dapat menjadi media beraktivitas dan peningkatan kualitas seniman guna mempertahankan eksistensi jati diri seniman sebagai salah satu akar budaya seni dan untuk menggali dan menjaring potensi seniman yang ada di tingkat masyarakat," katanya.

Selain itu, Festival Ketoprak juga diharapkan dapat menjadi sarana untuk pembangunan karakter masyarakat luas, khususnya generasi muda. Penyelenggara juga ingin meningkatkan "rasa handarbeni" (memiliki) terhadap budaya sendiri yang adiluhung.

"Dengan semakin meningkatnya internalisasi budaya di kalangan warga masyarakat maka akan menjadi benteng sekaligus filter yang kuat di era globalisasi," katanya.

Jadwal urutan penampilan dalam Festival Ketoprak tersebut dimulai Jumat (12/7) dari Kecamatan Ngaglik dengan lakon "Rara Mangli/Rembulan Kekalan" dilanjutkan dari Kecamatan Seyegan dengan lakon "Bengawan Sore Dadi Seksi".

Pada Sabtu (13/7), giliran Kecamatan Berbah dengan lakon "Ki Ageng Mangir" dan Kecamatan Godean dengan lakon "Pedhut Ing Bumireja/Mendhung Angendanu". Pada Ahad (14/7), Kecamatan Kalasan akan tampil dengan lakon "Sang Anusapati" dan dilanjutkan dari Kecamatan Tempel dengan lakon "Bedhahe Pasuruan".

Pada Senin (15/7), Kecamatan Cangkringan akan membawakan lakon "Pedhut Ing Singosari" dilanjutkan Kecamatan Mlati dengan lakon "Sukerta Tapak Liman". Hari berikutnya, Selasa (16/7), Kecamatan Sleman akan naik pentas dengan lakon "Singosari Panglong" dan dilanjutkan Kecamatan Ngemplak dengan lakon "Tumetesing Embun Ing Lemah Cengkar".

Pada Rabu (17/7), Kecamatan Turi akan menampilkan lakon "Nambi Mbalela" disambung Kecamatan Moyudan dengan lakon "Mendung Ing Singgelo". Lantas, pada Kamis (18/7), Kecamatan Minggir membawakan lakon "Trunojoyo Tundung" dilanjutkan Kecamatan Pakem dengan lakon "Kumbang Katumenggungan".

Pada Jumat (19/7), giliran Kecamatan Prambanan yang tampil dengan lakon "Elang Sutajaya" dilanjutkan pertunjukkan dari Kecamatan Gamping dengan lakon "Mawar ing Watu Candi". Pada hari terakhir, Sabtu (20/7),  Kecamatan Depok akan membawakan lakon "Roro Mengali" serta pertunjukan Wayang Wong dari Sanggar "Ngancang Kencana" dengan bintang tamu Yati Pesek sebagai atraksi untuk menunggu selama dewan juri menentukan perah juara pada festival tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement