Rabu 10 Jul 2019 14:29 WIB

Perbatasan Meksiko-AS Dibuka untuk Imigran

Pembukaan perbatasan Meksiko-AS untuk mengembalikan pencari suaka.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Arah perbatasan Amerika menuju Meksiko
Foto: VOA
Arah perbatasan Amerika menuju Meksiko

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Kota perbatasan Meksiko, Nuevo Laredo menerima imigran asing pertama dari Amerika Serikat (AS). Sumber dari National Institute of Migration melaporkan, sebanyak 10 orang yang berasal dari Amerika Tengah, Venezuela, dan Kuba menyeberang ke negara bagian Tamaulipas, yang terletak di Meksiko timur laut melalui jembatan di perbatasan Nuevo Laredo. 

Langkah itu merupakan bagian dari rencana AS yang berkoordinasi dengan Meksiko untuk memperluas program Protokol Perlindungan Migran (MPP). Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyatakan, program tersebut dimulai di sektor Laredo yang terletak di Barat Daya AS. Direktur tempat perlindungan, Julio Lopes yang menerima para imigran mengatakan, Tamaulipas belum memiliki rencana untuk merawat para imigran yang datang.

Baca Juga

"Tamaulipas tidak memiliki rencana aksi untuk merawat orang-orang ini seperti yang dijanjikan," ujar Lopes, Rabu (10/7).

Menghadapi ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump, pada Juni lalu Meksiko sepakat untuk meningkatkan jumlah pelabuhan masuk di bawah program MPP. Program yang juga dikenal sebagai "Remain in Mexico" itu mengembalikan pencari suaka asing ke daerah perbatasan. Mereka akan berada di daerah perbatasan sembari menunggu hak mereka diproses di AS. 

Program MPP adalah bagian dari upaya Presiden AS Donald Trump untuk mengekang jumlah imigran ilegal yang masuk ke AS, terutama yang berasal dari El Salvador, Guatemala dan Honduras. Pejabat perbatasan AS mengumumkan pada Selasa (9/7) lalu bahwa jumlah imigran di sepanjang perbatasan barat daya turun dari 144.278 pada Mei, menjadi 104.344 pada Juni. Jumlah tersebut mewakili penurunan Mei-Juni sebesar 11 persen, atau lebih besar dari tahun lalu. 

Pekan lalu, Tamaulipas hendak mundur dalam keterlibatan di program MPP. Tamaulipas merupakan salah satu wilayah tanpa hukum di Meksiko, tetapi menjadi penyeberangan tersibuk bagi imigran ilegal. 

"Membuka perbatasan ini menempatkan imigran dalam risiko besar, karena sejarah penculikan dan pembantaian oleh geng kriminal," kata peneliti migrasi di College of the Border Utara, Oscar Hernandez.

Hingga Senin, Meksiko menerima imigran MPP di tiga kota perbatasan di Baja, California dan Chihuahua. Banyak imigram yang telah menunggu untuk mendapatkan hak mereka di AS. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement