REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan siap menggunakan sistem rudal S-400 yang dibelinya dari Rusia. Ankara akan memanfaatkannya saat terdapat ancaman terhadap keamanannya.
“Beberapa orang bertanya mengapa kita membeli (sistem S-400) dan melakukan investasi seperti itu. Jika diperlukan, kita akan memiliki hak untuk menggunakannya. Jika seseorang menyerang kita, kita akan menggunakan sistem pertahanan udara ini,” ujar Erdogan, seperti dikutip surat kabar Turki, Hurriyet, Rabu (10/7).
Dia menegaskan kembali rencana mengenai produksi bersama sistem S-400. “Adapun produksi bersama, kami tidak memiliki masalah dengan Rusia. Pada awal pembicaraan dengan Presiden (Vladimir) Putin, kami mencapai kesepakatan tentang hal itu,” ucapnya.
Namun, Erdogan tak mengungkapkan kapan kira-kira produksi bersama itu dapat dilakukan. “Saya berharap bahwa kami akan meluncurkan produksi bersama, tidak ada masalah saat ini,” kata dia.
Pembelian sistem rudal S-400 oleh Turki telah memicu kemarahan Amerika Serikat (AS). Washington menilai, pembelian sistem rudal S-400 oleh Turki dapat membahayakan keamanan pesawat F-35 yang dibuat Lockheed Martin Corp. Pada awal April, AS menghentikan pengiriman peralatan yang terkait dengan pesawat F-35 ke Turki. Hal itu menjadi pertanda dan langkah konkret AS pertama yang berpotensi memblokir penjualan jet kepada Ankara.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sempat menyatakan bahwa Turki dapat menghadapi aksi balasan jika membeli sistem rudal S-400 dari Rusia. Hal itu dapat dilakukan Pemerintah AS di bawah undang-undang sanksi yang dikenal sebagai Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CATSAA).
Namun, Turki tak menghiraukan ancaman sanksi AS. Proses pembelian sistem rudal tersebut tetap dilakukan dan dilaporkan akan tiba di sana dalam waktu dekat.