Rabu 10 Jul 2019 18:29 WIB

TGB Sebut Ada 2 Tradisi Warisan Leluhur yang Mulai Luntur

2 tradisi warisan leluhur yang mulai luntur adalah mencintai Alquran.

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Nashih Nashrullah
Tuan Guru Bajang (TGB) saat menghadiri peresmian Pesantren Tahfidz Ibnu Hafidz, di Kampung Sarmaja, Desa Rancadaka, Kecamatan Pusakanagara, Subang, Rabu (10/7).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Tuan Guru Bajang (TGB) saat menghadiri peresmian Pesantren Tahfidz Ibnu Hafidz, di Kampung Sarmaja, Desa Rancadaka, Kecamatan Pusakanagara, Subang, Rabu (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG – Ketua Umum Pengurus Pusat Nahdhatul Wathan, Tuan Guru Bajang (TGB), Muhammad Zainul Majdi, mengajak masyarakat termasuk anak-anak di wilayah paling utara Subang itu, untuk menyenangi membaca Alquran.  

"Dulu, ada dua tradisi yang diajarkan orang tua ke anaknya di nusantara ini," ujar TGB begitu akrab disapa, dalam peresmian Pesantren Tahfidz Ibnu Hafidz, di Kampung Sarmaja, Desa Rancadaka, Kecamatan Pusakanagara, Subang, di hadapan ratusan hadirin, Rabu (10/7).    

Baca Juga

Mantan gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGH Muhammad Zainul Majdi ini menjelaskan, yang pertama jika berjumpa dengan orang tua ataupun guru, anak tersebut selalu salaman. Kemudian, orang tua mendoakan anak tersebut. Seperti, semoga jadi anak yang salih. Meskipun doa itu pendek tapi syarat makna.   

Kedua, orang tua dulu mentradisikan anak-anaknya untuk mencintai Alquran. Apalagi, dulu disetiap rentang waktu antara Maghrib sampai Isya, anak-anak sangat suka berada di masjid ataupun mushala. Mereka, belajar mengaji Alquran. 

Bahkan, ada kebiasan meskipun hanya membaca ayat yang pendek, orang tua zaman dulu tetap membacanya dari Alquran langsung. Karena, membaca Alquran ini merupakan pondasi peradaban Islam.   

Karena itu, TGB mengajak warga di kecamatan ini, untuk melestarikan membaca dan mencintai Alquran. Tetapi, jangan sampai menghafal ini sekadar hafal di luar kepala. Namun, penghafal Alqurannya tidak memaknai apa yang dibacanya.    

Anak-anak ini, kata dia, harus belajar dan menghafal Alquran dan memahami apa yang dibacanya (isinya). Dengan adanya pesantren tahfiz ini, anak-anak di wilayah ini diharapkan tak sekadar pandai menghafal Alquran.

Melainkan, harus beraungguh-sungguh menghayati dan memaknai dari setiap ayat Alquran itu. "Mari kita ajarkan anak-anak menghafal sekaligus memaknai Alquran. Karena, dengan cara ini maka akan memerkuat fondasi peradaban Islam," ujar TGB. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement