REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 1.400 warga mengungsi akibat rumah mereka ludes hangus dalam kebakaran di lingkungan Rukun Warga (RW) 07 Kampung Bali Matraman, Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan. Kebakaran di perkampungan padat penduduk tersebut terjadi pada Rabu (10/7) siang.
Ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan Manggarai Selatan, Permana, mengatakan, saat ini warga yang menjadi korban kebakaran diungsikan ke tiga titik di lingkungan RW 09 yang bersebelahan dengan lokasi kebakaran. "Ada sekitar 300 keluarga atau sekitar 1.400 jiwa menjadi korban kebakaran yang diduga dipicu kompor salah satu warga meledak," kata dia, di Jakarta, Rabu.
Ketua RW 9 Chodirin mengatakan, sekitar 1.400 warga RW 7 diungsikan ke Sekolah Dasar (SD) Lapangan Merah, Masjid At Taufik, dan Masjid Nurul Huda. Sejauh ini, kata dia, tiga lokasi yang disediakan masih mencukupi meskipun kondisinya berdesakan.
Chodirin mengatakan, agar kondisi lebih nyaman Pemerintah DKI Jakarta sudah mulai mengirimkan bantuan tenda, toilet portable, mobil tangki, dan sejumlah peralatan serta perlengkapan lainnya untuk membantu korban kebakaran.
Kepala Satuan Pelaksana Dinas Lingkungan Hidup Kecamatan Tebet Abdul Gafur mengatakan, sejumlah dinas di Jakarta Selatan telah dikerahkan untuk membantu korban kebakaran. "Dinas Lingkungan Hidup sendiri membantu sejumlah toilet 'portable' dan mobil tangki air," kata Abdul.
Sebelumnya, Pemadam Kebakaran (Damkar) DKI Jakarta akhirnya berhasil memadamkan kebakaran di permukiman padat penduduk di Kampung Bali Matraman, Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan, sekitar pukul 15.30 WIB, setelah sejak pukul 10.50 WIB api berkobar. Kepala Regu Command Center Pemadam Kebakaran (Damkar) DKI Jakarta Sujono mengatakan, petugas Damkar mengalami kesulitan memadamkan api karena akses sulit dengan jalan sempit di lokasi kebakaran dan kesulitan mencari sumber air.
Sebanyak 28 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kebakaran di lokasi itu."Untuk jumlah rumah dan bangunan lain yang terbakar belum bisa dipastikan secara pasti, kami masih mendatanya," kata Sujono.