REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembatalan konser rapper Nicki Minaj di Arab Saudi memicu prahara dan kemarahan warganet di media sosial Kerajaan Ultra-konservatif itu. Mereka menyuarakan kekecewaannya dan menuntut pengembalian uang tiket.
Dilansir Malay Mail, Rabu (10/7), Minaj resmi membatalkan konser di Jeddah World Fest yang tadinya akan digelar pada 18 Juli mendatang. Pembatalan itu dinilai sebagai bentuk dukungan Minaj terhadap hak-hak wanita dan komunitas LGBTQ di Arab Saudi.
"Sedih sekali, padahal saya telah bersiap melakukan tarian Michael Jackson di pesta itu," tulis seorang pengguna Twitter, di tengah penggemar lain marah dan menuntut pengembalian uang dari penyelenggara.
Minaj memang terkenal dengan liriknya yang provokatif, penuh kata-kata yang agak nyeleneh dan video musik yang menyolok dengan pakaian minim. Dalam cicitannya di Twitter, Minaj bersikeras bahwa dia tidak ingin tampil di suatu negara yang mengekang hak-hak wanita.
Namun, Minaj mengatakan itu tak berarti dia tidak menghormati peraturan yang berlaku di Saudi. Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, beberapa media Saudi termasuk surat kabar pro-pemerintah bersikeras bahwa kerajaanlah yang membatalkan konser karena bertentangan dengan adat dan nilai setempat. Namun otoritas hiburan Saudi dan kementerian terkait tidak ada yang memberikan keterangan resmi terkait hal tersebut.
Kerajaan Arab Saudi telah melakukan pengawasan ketat pascapembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul tahun lalu. Meski di sisi lain, Arab Saudi juga sedang giat-giatnya meningkatkan ruang hiburan yang memungkinkan warga negara bisa bersenang-senang.