Rabu 10 Jul 2019 22:11 WIB

JK: Direktur Rumah Sakit tidak Harus Dokter

Kalangan profesional di bidang teknologi dan pelayanan bisa memimpin rumah sakit.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Jusuf Kalla di sela meresmikan RS Yarsi Jakarta, Rabu (10/7).
Foto: Dok Setwapres
Wakil Presiden Jusuf Kalla di sela meresmikan RS Yarsi Jakarta, Rabu (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menilai pimpinan rumah sakit tidak harus  berasal dari kalangan medis. Menurut JK, kalangan profesional di bidang teknologi dan pelayanan juga bisa memimpin rumah sakit. 

JK demikian, lantaran saat ini, selain kebutuhan medis, teknologi dan pelayanan di rumah sakit juga menjadi hal yang utama. "Saya menyampaikan ke Bu Menkes, lain kali RS juga direkturnya ada insinyur supaya bukan semua dokter. Kadang-kadang kita semua kalau bukan dokter, tidak sah itu RS," ujar JK saat meresmikan Rumah Sakit Yarsi, di Jakarta, Rabu (10/7).

Baca Juga

JK mengungkap ada tiga hal utama penunjang rumah sakit saat ini, yakni bidang medis yakni dokter, bidang teknologi alat kesehatan dan pelayanan rumah sakit atau hospitality. Menurutnya, ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain.

JK menjelaskan, keberadaan banyak dokter maupun ahli tidak cukup untuk rumah sakit, tanpa ditunjang perkembangan teknologi dan pelayanan yang baik. "Dokter hanya sepertiga, yang sepertiga lagi alat-alat yang harus dipilih insinyur elektro. Jadi kemudian perhotelan. Kalau dokter yang ngatur sprei kan kurang enak. tapi kebersihan haruslah, jadi perhotelan," ujar JK.