Kamis 11 Jul 2019 03:56 WIB

Trump Peringatkan Sanksi Iran akan Lebih Substansial

Trump menuduh Iran diam-diam telah memperkaya uranium.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Donald Trump
Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo
Presiden Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Donald Trump pada Rabu (10/7) waktu setempat memperingatkan bahwa sanksi AS terhadap Iran akan meningkat secara substansial. Hal tersebut dilakukan setelah pengawas nuklir AS mengadakan pertemuan darurat atas permintaan Washington untuk menimbang pelanggaran Teheran atas kesepakatan nuklir yang sudah dilaksanakan.

Trump juga menuduh Iran diam-diam telah memperkaya uranium untuk waktu yang lama, meskipun ia tidak memberikan bukti. "Iran telah lama 'memperkaya,' dari pelanggarannya terhadap kesepakatan dengan total 150 miliar Dolar AS, yang sebelumnya dibuat oleh John Kerry dan Pemerintahan Obama," kata Trump di Twitter seperti dilansir Reuters.

Baca Juga

Trump menegaskan, kesepakatan antara Washington dan Iran terkait nuklir akan segera berakhir. Kesepakatan tersebut membatasi pengayaan Iran ke situs Natanz-nya, yang terekspos secara mandiri pada 2003 silam. Menurut Trump, Iran secara diam-diam memperkaya dirinya dengan upaya meningkatkan pengembangan senjata nuklirnya.

“Ingat, kesepakatan itu akan berakhir dalam beberapa tahun lagi. Sanksi akan segera ditingkatkan, secara substansial! " ujar dia.

Terpisah, Duta Besar Iran untuk Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Kazim Gharib Abadi, mengatakan tuduhan Trump terkait semua kegiatan nuklir di Teheran sedang diteliti oleh para inspektur IAEA. Menurut Abadi, Teheran sebenarnya bermaksud untuk menegaskan kesepakatan nuklir jika semua penandatanganan lain menghargai komitmen mereka di bawahnya.

"Kami tidak menyembunyikan apa pun, semuanya peristiwa bisa di balik dalam satu jam saja, jika semua mitra kami dalam perjanjian memenuhi kewajiban mereka dengan cara yang sama " ujar Abadi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement