REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO dan co-founder Agate Arief Widhiyasa memprediksi industri gim Indonesia akan masuk dalam lima besar pasar gim dunia pada 2030. Pada 2030, nilai pasar industri gim Indonesia akan mencapai 4,282 juta dolar AS dengan dominasi game mobile atas gim konsol menurut berbagai riset pasar.
"Pasar gim di Indonesia masih dalam tahap bertumbuh dan pertumbuhannya selalu dua digit hingga beberapa tahun ke depan," ujar Arief di Jakarta, Rabu (10/7).
Arief mengatakan pendapatan industri gim mampu melampaui pendapatan industri hiburan lainnya seperti film dan musik. Pendapatan terbesar industri gim mencapai 10 juta dolar AS atau sekitar Rp 141,3 miliar. Sedangkan pendapatan terbesar industri film mencapai 17 juta dolar atau sekitar Rp 240,3 miliar.
"Sementara, industri gim pendapatannya mencapai lebih dari 120 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,6 triliun yaitu dari gim Mobile Legends: Bang Bang," katanya.
Arief menyebut 2017 menjadi titik pertumbuhan signifikan industri gim Indonesia karena kehadiran gim gratis. Menurut dia, pertumbuhan pasar industri gim Indonesia didorong oleh tiga faktor.
Pertama, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang mendorong orang membelanjakan uangnya untuk gim. Selanjutnya, pertumbuhan ekosistem internet di Tanah Air yang makin matang. Terakhir, pertumbuhan angka smartphone seiring dengan pertumbuhan populasi Indonesia.
Menurut laporan GMGC Sea Mobile Report 2017, terjadi kenaikan besaran pasar yang signifikan pada sektor gim di Indonesia. Setidaknya dari 2013 hingga 2017 terdapat kenaikan sebesar 37,3 persen per tahunnya.
Bahkan menurut Newzoo, besarnya pasar Indonesia pada 2017 sudah mencapai 879,7 juta dolar AS dan diprediksi akan mencapai 1 miliar dolar AS pada 2019. Potensi pendapatan gim di Indonesia sangat besar.
Namun berdasarkan data dari Asosiasi Game Indonesia (AGI) hanya delapan persen pendapatan gim yang beredar di Indonesia yang masuk ke perusahaan Indonesia. Hanya sekitar 0,4 persen yang merupakan produk dalam negeri.