Kamis 11 Jul 2019 16:32 WIB

Hijrah dalam Sejarah Islam

Hijrah dalam sejarah Islam biasanya dihubungkan dengan kepindahan Rasulullah SAW.

Red: Agung Sasongko
Hijrah, ilustrasi
Hijrah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Secara bahasa, hijrah berarti berpindah, meninggalkan, berpaling, dan tak mempedulikan lagi. Hijrah mempunyai beberapa pengertian. Pertama, kaum Muslim meninggalkan negerinya yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan kafir. Kedua, menjauhkan diri dari dosa. Ketiga, permulaan tarikh Islam.

Hijrah dalam sejarah Islam biasanya dihubungkan dengan kepindahan Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Dalam hubungan ini, hijrah berarti berkorban demi Allah SWT, yaitu memutuskan hubungan dengan yang paling dekat dan dicintai demi tegaknya kebenaran, dengan jalan berpindah dari kampung halaman ke negeri orang lain.

Hijrah seperti ini telah menjadi pusaka para rasul sebelum Nabi SAW, dan terbukti telah menjadi babak pendahuluan bagi kebangkitan perjuangan.

Dalam menjalankan tugas kerasulannya di Makkah, Nabi Muhammad SAW berhadapan dengan masyarakat jahiliah, yakni masyarakat pemeluk nilai-nilai warisan Nabi Ibrahim AS, yang telah mereka kesampingkan dari bentuk yang sebenarnya. Inti warisan itu adalah pengesaan terhadap Allah SWT. Pada saat itu, penyembahan terhadap berhala dan perbuatan syirik lainnya telah merusak ajaran tauhid.