REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut Idul Adha, pihak Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyatakan akan hewan kurban langsung dari para peternak di perdesaan. Metode demikian dinilai dapat ikut menggerakkan roda perekonomian di desa-desa.
“(Program) Kurban Berdayakan Desa yang Baznas selenggarakan menjadi pintu masuk upaya pemberdayaan masyarakat desa,” ungkap Ketua Panitia Nasional Kurban Baznas 2019 Mohammad Indra Hadi di acara dialog yang diselenggarakan Baznas di Jakarta, Kamis (11/7).
Melalui program tersebut, lanjut dia, Baznas tak sekadar membantu pelaksanaan ibadah kurban, tetapi juga dapat mendorong partisipasi aktif pemberdayaan masyarakat desa.
Berdasarkan perhitungan Baznas--bekerja sama dengan Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Universitas Indonesia (PEBS UI)--pada tahun lalu umat Islam menciptakan potensi perputaran uang melalui ibadah kurban hingga Rp 69,9 triliun.
Menurut Kepala Program Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM) Baznas, Ajat Sudarjat, dana sebesar itu akan bermanfaat tinggi bila berputar di desa-desa. Namun, pada faktanya perputaran uang lebih banyak terjadi di perkotaan karena berbagai peluang ekonomi diciptakan di sana.
“Melalui Kurban Berdayakan Desa, hewan ternak dibeli langsung dari peternak binaan di desa, disembelih dan didistribusikan di desa agar peternak semakin sejahtera. Masyarakat desa yang menerima daging kurban juga dapat merasakan banyak manfaatnya,” papar Ajat.
Pemberdayaan desa menjadi sangat penting agar masyarakat desa dapat hidup sejahtera, dan salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui program Kurban Berdayakan Desa yang dikembangkan Baznas. Baznas memberdayakan ratusan peternak dari kalangan mustahik di berbagai kota di Indonesia melalui Program Balai Ternak.
Manfaat yang diterima rupanya bukan hanya bagi peternak, namun juga bagi masyarakat di sekitar baik yang bersifat produktif maupun konsumtif. Selain itu, karena meningkatkan perekonomian, kualitas pendidikan warga desa juga meningkat, mereka dapat memiliki tabungan untuk menyekolahkan anak-anaknya.
“Lalu dari sisi kesehatan, daging kurban yang disembelih dan disalurkan di desa dapat membantu masyarkat tetap sehat, dan mencegah anak-anaknya dari ancaman gizi buruk,” ucap Ajat.
Ketika kurban dilakukan di desa, maka usaha peternakan warga desa akan berkembang dan berbagai usaha lain juga mengikuti. Seperti di Balai Ternak Baznas di Tanah Datar, Sumatera Barat usaha peternakan warga mengundang munculnya usaha pabrik pakan ternak dan budidaya tanaman hias.