REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Ledakan bom di sebuah pesta pernikahan di Provinsi Nangarhar, wilayah timur Afghanistan terjadi pada Jumat (12/7). Sedikitnya lima orang dilaporkan tewas dan 40 lainnya dalam kejadian ini.
Juru bicara pemerintahan provinsi setempat, Atahullah Khogyani mengatakan pelaku pengeboman adalah seorang anak laki-laki. Ia meledakkan bom bunuh diri di dalam rumah milik komandan milisi pro-pemerintah di distrik Pacheragam.
Belum dilaporkan apakah pengeboman kali ini terkait dengan Taliban. Menurut Khogyani, 40 korban yang terluka telah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan dan terdapat 10 orang yang tewas langsung di lokasi kejadian.
Taliban gencar meluncurkan serangan yang menargetkan pasukan keamanan dan warga sipil di Afghanistan dalam satu tahun terakhir. Serangan tetap diluncurkan oleh kelompok militan tersebut meski pembicaraan perdamaian yang diinisiasi Amerika Serikat (AS) berlangsung, bahkan telah mencapai kemajuan beberapa bulan lalu.
Upaya mengakhiri perang di Afghanistan juga telah meningkat sejak AS menunjuk utusan perdamaian Zalmay Khalilzad pada September tahun lalu. Ia kemudian telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan dengan Taliban.
Meski demikian, Taliban menolak untuk melakukan negosiasi dengan Pemerintah Afghanistan yang dipimpin oleh Presiden Ashraf Ghani, yang kelompok itu katakan sebagai ‘boneka AS’. Situasi di salah satu negara Timur Tengah semakin diperburuk dengan kehadiran Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang memanfaatkan situasi konflik dan membangun basis di wilayah timur dan utara.