Senin 22 Jul 2019 10:33 WIB

Lupa Indonesia

Ari matamu menetes menyaksikan pertumpahan darah antarsaudara sendiri

Bendera Indonesia berkibar (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bendera Indonesia berkibar (ilustrasi)

LUPA INDONESIA

Wahai Elang Pusaka

Tajam matamu lekat menyorot

Segala penjuru kota

Mencari jejak cengkeram cakarmu

Mencari anyir bekas tumpah darahmu

Di mana telah mereka sekap suara kebenaran?

Jalan-jalan menuju rumah masa kebangkitanmu

Diaspal habis, tak menyisakan sesidik pun bekas

kepalan pejuang-pejuangmu

Mereka tak henti-hentinya memerangi kita lewat

cerita

Mereka masih ada di dalam kelopak mata para

pemuda

Mereka bersembunyi di gendang telinga tunas

bangsa

Lalu air matamu, wahai Elang Perkasa

Kulihat menetes

Saat kau lihat kenyataan anak-anakmu yang

dibutakan

Mendengar kebodohan mereka yang ditulikan

dari sejarah

Menyaksikan pertumpahan darah antarsaudara

sendiri

Yang diprakarsai orang-orang tak bernama

Kini aku harus membawamu ke gubuk kecil

Dan meringkuk sambil menelusuri kebenaran

semua cerita

Untuk memperjuangkan jiwaku di bumi

-- Yogyakarta, 15 Agustus 2017

TENTANG PENULIS: ALIM AHADI

Lahir di Sumenep, 27 Oktober 1996. Mahasiswa

SKI Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan

Kalijaga. Aktif menulis di Lesehan Sastra

Kutub Yogyakarta (LSKY).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement